assirojiyyah.online – Kompetisi Majelis Dakwah antar kelas yang diawali oleh Kelas Lima berhasil mencuri hati para santri. Acara yang dilaksanakan pada Kamis malam (07-07-2022) Barat Sungai Pondok Pesantren Assirojiyyah tersebut dihimpun dengan tampilan-tampilan yang memukau. Tak hanya itu dekorasi yang berupa lampion-lampionpun juga menambah keindahan panggung. Fahmi Zein selaku Ketua Umum kelas Lima mengatakan bahwa ide lampion tersebut berasal dari salah satu santri Kelas Lima. Lampion tersebut didapat dari beberapa sahabat Kelas Lima.
“Lampion tersebut merupakan inisiatif dari salah satu dari kami dan lampion tersebut berasal dari Kelas Lima yang siap untuk menanggung, karena mereka mempunyai lampion tersebut di rumah mereka,” jelasnya.
Selain dekorasi, ketentuan baru Majelis Dakwah yang mengharuskan setiap kelas untuk menampilkan seni wayang kulitpun sukses dan sangat digemari para santri. Hanya saja layar yang digunakan dalam persembahan tersebut kurang maksimal dikarenakan proses pembuatan yang sulit dan waktu 2 minggu untuk persiapan acara yang dianggap tidak mencukupi.
“Pertunjukan wayang kulit kami berjalan dengan lancar, kami hanya sedikit kesulitan dalam pembuatan layar, karena sulitnya proses pembuatannya dan dengan hanya waktu 2 minggu yang tidak cukup bagi kami,” ujarnya.
Acara yang bermodal sebesar Rp. 100.000 Rupiah itu mengangkat tema tradisi dengan judul “Menjunjung Tinggi Tradisi Sebelum Dimanipulasi”. Fahmi menjelaskan tujuan diangkatnya judul tersebut ialah guna menghimbau pada para santri untuk lebih mencintai tradisi negeri, dilihat dari banyaknya masyarakat yang mulai lupa akan tradisi tanah air dan justru lebih akrab akan tradisi asing.
“Tujuan kami memberi judul itu agar santri lebih mencintai tradisi Indonesia karena sekarang santri banyak yang mengikuti tradisi dan gaya hidup negeri asing terlebih artis-artis Korea,”
Dia juga berharap untuk kedepannya sahabat Kelas Lima dapat semakin kompak, lebih serius dan dapat mengambil sebuah pembelajaran dari setiap kejadian.
“saya harap Kelas Lima bisa lebih kompak, serius dan dapat melihat hikmah dari suatu kejadian,” harapnya.(Bukhori)