PENTINGNYA MENJAGA UCAPAN DAN TINDAKAN

Spread the love

Sumber foto: Pinterest

Muslim sejati pasti mengerti bahwa hati manusia itu ibarat kertas putih yang halus dan rapi. Sepanjang dijaga dengan baik, kertas itu akan terus mempertahankan kehalusan dan kerapiannya. Namun, jika diremas, baik satu kali atau berkali-kali, sengaja maupun tidak disengaja, tampilannya akan berubah lusuh dan kusut. Memang benar kertas yang sudah kusut bisa kembali dirapikan, tetapi tidak akan pernah serapi dan sehalus tampilan awalnya

Analogi itu menggambarkan hati manusia yang tersakiti. Hati yang terluka memang bisa sembuh, tetapi kondisinya tidak akan lagi utuh. Luka hati mungkin bisa memudar, tetapi bekasnya akan terus terasa. Rasa kecewa mungkin bisa diterima, namun kesan kecewa itu tak jarang meninggalkan trauma mental.

Oleh karena itu, jika kita ingin menjaga hati agar tidak tersakiti, sudah saatnya kita menyadari pentingnya menjaga perasaan. Kita harus memahami bahwa tanda seorang muslim sejati adalah pantang melukai hati saudaranya. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seorang muslim sejati adalah yang muslim lainnya bisa selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. Abu Hurairah).

Dalam kitab Mirqatul-mafatih Syarh Misykatil Mashabih, Syekh Mulla Ali al-Qori menegaskan bahwa hadis ini memiliki makna yang begitu luas. Nabi berpesan agar umat Islam senantiasa menjaga ucapan dan tindakan, agar tidak melukai hati dan perasaan orang lain. Betapa ruginya seorang hamba yang tidak berhati-hati dalam hal ini. Amal ibadah yang melimpah, salat yang khusyuk, sedekah yang ikhlas, dan puasa yang lancar bisa menjadi sia-sia dan justru membawa petaka, bahkan hingga menjerumuskan ke dalam api neraka, hanya karena ucapan dan tindakan yang melukai hati saudaranya.

Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita harus berhati-hati. Jangan sampai ada ucapan buruk yang menyakiti hati, karena keselamatan dan kecelakaan manusia salah satunya bergantung pada ucapannya. Hal ini selaras dengan hadis Nabi, “Keselamatan manusia itu tergantung pada kemampuannya dalam menjaga lisan.” (HR. Bukhari).

Terakhir, marilah kita senantiasa berhati-hati dalam ucapan dan tindakan. Gunakanlah lisan dan anggota badan kita untuk kebaikan. Ingatlah, lisan dan badan yang kita miliki suatu saat akan dimintai pertanggungjawaban. Maka, jangan sekali-kali menggunakannya kecuali untuk kebaikan.

Oleh: Sobir HM KPA

Leave a Reply