PUNDAKMU INDONESIA

Spread the love

Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dikelilingi lautan internasional. Dibagian utara berbatasan dengan pulau mindanao. Di bagian timur berbatasan dengan negara Papua New Guene. Di bagian selatan, lautan luas yang bernama Samudera Indonesia atau Samudra Hindia. Sedangkan di bagian barat, berbatasan dengan perairan Laut Cina Selatan.

     Indonesia telah memverifikasi sebanyak 2.590 pulau memiliki nama dan telah dilaporkan ke PBB pada konferensi ke-30, tahun 2017. Sidang UNCSGN (United Nations Conferense on Standarizaton of Geographichal Names) adalah sebagai wadah untuk menindaklanjuti implementasi dari resolusi yang disepakati pada UNCSGN. Sehingga, total pulau bernama bertambah menjadi 16.056 pulau, yang menjadikan negara kita luas.
     Kekayaan alam di tengah laut Indonesia yang disebut laut jawa tidak akan pernah selesai dilalui di atas 15 jam lebih untuk menyeberang dengan kapal Pelni. Jejayaan Indonesia menjadi primadona yang dikunjungi orang asing untuk menjajah negri ini. Dari portugis, Spanyol, Belanda, Inggris dan jepang. Semua ingin menikmati roti besar yang bernama Indonesia. Mungkin masih ada negara yang mengintip untuk menikmati Indonesia juga. Mereka datang bukan bertamu tetapi ingin merampas kekayaan negeri kita ini. Karena mereka penjajah.

     Sebelum menjadi sebuah negara kesatuan, Indonesia hanyalah terdiri atas pulau-pulau yang di dalamnya terdapat kerajaan kecil. Contohnya seprti Kerajaan Kutai di Kalimantan, Kerakaan Sriwijaya di Sumatra dan Kerajaan Janggala di Jawa.

     Setelah Raja Singosari, Kertanegara gugur dalam pertempuran melawan jakatwang, Raden Wijaya yang merupakan menantu kertanegara diperbolehkan untuk hidup di suatu daerah yang kemudian dinamakan desa Majapahit.

     Desa Majapahit inilah yang cikal bakal Kerajaan Majapahit yang kemudian hari menjadi kerajaan yang terbesar, yang wilayahnya melebihi luasnya wilayah Indonesia saat ini. Hal ini berawal dari sumpah Gajah Mada, Ptih Majapahit yang bersumpah tidak akan berhenti berpuasa sebelum menundukkan Nusantara. Sumpah ini di kemudian hari dikenal dengan sumpah palapa.

     Kerajaan Majapahit tercatat dalam sejarah bertahan sampai 200 tahun. Dan runtuhnya Majapahit menjadikan tumbuh mekarnya kembali Nusantara menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang tidak segagah Majapahit.

     Seiring dengan berjalannya waktu, datanglah gerombonlan penjajah dengan kelicikannya ingin menguasai Nusantara dari kerajaan-kerajaan kecil itu. Melalui strategi adu domba, kerajaan-kerajaan kecil itupun dengan mudah ditaklukkan. Apalagi persatuan dan kesatuan antara kerajaan masih belum terjalin. Akibatnya, setiap perlawanan yang dilakukan mudah dikalahkan oleh penjajah.

     Pada masa itu rakyat hidup dengan kekejaman, tanpa keadilan, sampai-sampai mereka tidak tahu Sumpah pemuda 1928 membangkitkan semangat Nusantara yang disebut Indonesia. Semua mulai berbenah. Semua mulai bersatu untuk kemerdekaan dan kedamaian Indonesia.

seperti apa hidup damai dan bahagia yang sebenarnya. 250 tahun lebih hidup dibawah kekuasaan penjajah. Kakek , mereka belum menikmati kedamaian, ayah mereka mungkin merindukan kedamaian dan anak-anak zaman penjajah belum tahu apa itu perdamaian. Kekayaan dari hasil bumi bangsa ini dirampas oleh penjajah. Kemiskinan, kematian menjadi instrumen penindasan bangsa.

            Pada masa pejajah Belanda, rakyat jelata hanya belajar agama dan pendidikan SR (Sekolah Rakyat). Kalau orang tua dizaman Belanda berpenghasilan diatas 100 gulden setara dengan Rp 7.700.000,- bisa bersekolah bagus milik pemerintah Belanda yang disebut H.I.S. (Hollandsche Inlandsche Scool). Tentu sekolahnya lebih layak dnegan berbagai fasilitas masa itu. Ini baru sekolah dasar dengan beban seberat itu, apalagi sekolah yang lebih tinggi harus berkorban lebih banyak lagi.

Maka, seandainya tiada kesepakatan sumpah pemuda 28 oktober 1928 mungkin Indonesia tidak pernah ada. Sumpah pemuda 1928 yang membangkitkan semangat Nusantara yang disebut Indonesia. Semua mulai berbenah. Semua mulai bersatu untuk kemerdekaan dan kedamaian Indonesia. Tanah air kita telah lama berbau anyir pertumpahan darah. Jangan tanya berapa kubir air mata membasahi negeri ini. Amis darah peperangan perebutan kekuasaan dizaman kerajaan, sampai darah kekejamaan dan penindasan pejajah yang menyisakan tangis, kebodohan dan kemiskinan.

            Puncaknya, pada tanggla 17 Agustus 1945, Bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya. Semua rakyat Indonesia pun menikmati kedamaian dan kebahagiaan ini. Akan tetapi, kedamaian dan kebahagian tersebut tidak berlangsung lama. Semua anak bangsa ingin menguasai dan mengatur sendiri menurut cara mereka sendiri. Pemberontakan, ketidakpuasan, ketidak percayaan pada pemerintah yang disepakati terjadi sejak 1948-1965. Rakyat pun menjadi korban, baik sebagai tameng atau kelinci percobaan. Berbagai cara dilakukan untuk merebut simpati rakyat. Pemberontakan atas nama agama, atheism dan melepaskan diri dari Indonesia. Mengotori kedamaian yang baru berusia 3 tahun.

            Setelah 13 tahun masa pemberotakan, Indonesia belajar bernafas agak sedikit lega. Tulisan ini mungkin agak sedikit subjektif sebab kemerdekaan berpendapat setelah lepas dari pemberontakaan dikebiri. Semua ormas, semua media, organisasi sekolah bahkan pengajian pun menjadi perhatian pemerintah saat itu. Pengebirian pendapat menjadi sangat otoriter. Pancasila harus diterima sebagai dasar negara dan asas semua organisasi apapun di Indonesia. Padahal Pancasila adalah karya guru bangsa dari para ulama dan priyai. Pancasila bukan syari’at tapi setiap sila adalah pengamalan syari’at. Secara general Pancasila dapat diterima oleh semua kalangan. Baik oleh pemuka agama, semua suku, bahkan semua pemangku adat. Ini adalah pilihan terbaik guru bangsa. Sehingga tugas anak bangsa saat ini adalah melaksanakan, mengawasi dan mengawal pesan-pesan pembukaan undang-undang dasar 1945.

            Indonesia belum 100 tahun, bahkan belum 200 tahun yang segagah majapahit. Kita tidak boleh pesimis untuk Indonesia lebih baik. Mari kita membuat simpul persatuan antara sesama anak bangsa. Memperkuat iman islam kita dengan memperkecil perbedaan dan memperbesar persamaan. Memperkuat hubungan sesama anak bangsa untuk Indonesia yang damai. Cukuplah jaman kerajaan berlumuran darah, cukuplah jaman penjajah ada kerja paksa tanpa dibayar. Berusahalah dan berharaplah masa depan masih panjang untuk kita dan anak cucu kita nanti. Jangan kita sisakan , mereka dengan penderitaan, karena kesalahan keputusan kita hari ini. Mari kita mulai dari titik dimana kita mengawali langkah hari ini sebab keputusan hari ini menjadi sejarah masa depan. Singkirkan ambisi yang merugikan banyak orang, maka akan menambah jumlah korban yang menerima akibatnya.