RINGAN TANGAN ADALAH CARA BERBAHAGIA

Spread the love

Sumber foto: Pinterest

Manusia merupakan makhluk yang tercipta dengan keadaan sempurna. Dalam dirinya sudah dilengkapi dengan hal-hal yang amat lengkap, salah satunya adalah tangan. Dengan tangan, manusia dapat memberikan pertolongan kepada orang-orang sekitarnya, terutama bagi mereka yang lemah dan sangat membutuhkan bantuan seperti pengemis, anak yatim, orang kelaparan, dan lain sebagainya.

Kendati demikian, sering kali kita acuh dan tidak mau mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan. Padahal sebenarnya kita mampu untuk menolong, baik dengan cara memberi materi seperti menginfakkan sebagian harta yang dimiliki dengan cara bersedekah, hadiah, atau hibah; maupun nonmateri yang bisa dilakukan berupa bantuan tenaga dan pikiran.

Karena itu, perlu kita ketahui bahwa dalam Islam kita diajarkan untuk saling bersaudara. Esensi dari persaudaraan itu adalah saling tolong-menolong: yang pintar membantu yang bodoh, yang mampu menolong yang tidak mampu, dan yang kaya membantu yang miskin.

Alasannya, karena hakikat kekayaan yang dimiliki seseorang terdapat hak bagi orang-orang yang lemah (miskin). Sehingga sudah seharusnya harta itu diinfakkan bagi yang berhak. Sebagaimana firman Allah: “Dan berinfaklah kamu (bersedekah atau nafkah) di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Baqarah: 195).

Tapi ingat, dalam menginfakkan harta tidak cukup diukur dengan teori matematika saja, akan tetapi harus dilandasi keimanan bahwa apa yang diinfakkan akan mendapatkan balasan dari Allah SWT, baik balasan langsung maupun tidak langsung. Sedekah itu sebenarnya cara untuk membukakan pintu rezeki lainnya. Allah-lah yang akan menjamin balasan atas apa yang telah disedekahkan. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, “Sedekah adalah penarik rezeki, maka dari itu semakin banyak uang yang kita sedekahkan semakin banyak pula rezeki yang kita dapatkan.”

Rezeki Allah tidak saja berupa uang, melainkan segala kenikmatan yang dapat dirasakan oleh manusia, baik yang lahir maupun batin. Seperti kesehatan, ketenangan jiwa, kepintaran, keluarga yang rukun, dan lain sebagainya. Akhirnya, semoga kita selaku makhluk sosial bisa meringankan tangan untuk menolong sesama, terlebih mereka yang lemah dan sangat membutuhkan pertolongan. Dengan membantunya, kita telah memberikan senyuman dan harapan bagi orang lain. Semakin sering membahagiakan orang lain, maka semakin bahagia hidup yang kita jalani.

Oleh: Imam Nawawi KPA