Sumber foto: Pinterest
Dalam roda kehidupan ini, manusia tetaplah makhluk yang tercipta dengan segala kesempurnaan. Dalam diri mereka telah dilengkapi dengan organ-organ yang sangat canggih, seperti akal yang lebih canggih dari memori, lambung yang lebih canggih daripada mesin penggiling, dan mata yang lebih canggih daripada kamera. Semua ini telah terkonsep dengan sangat sempurna.
Namun, pada saat ini kebanyakan manusia salah kaprah dengan pemahamannya. Akal mereka tidak digunakan sebagaimana mestinya. Akibatnya, banyak dari mereka yang terjerumus dan mengakibatkan pemahaman yang salah. Dalam hal ini, mereka memahami bahwa orang yang terpandang adalah orang-orang yang banyak dipuji oleh khalayak luas, meski dalam realitanya mereka sering melakukan tindakan yang tidak benar. Sebab itulah tidak sedikit orang-orang jahat yang dianggap baik, orang bodoh yang dianggap pintar, orang salah yang dianggap benar, dan orang hina yang dijadikan mulia.
Padahal sebenarnya, orang yang terpuji adalah orang yang banyak dibenci. Dibenci karena kebaikannya, dibenci karena kedermawanannya, dibenci karena ketulusannya dengan menyadarkan orang-orang yang salah. Orang yang seperti inilah yang termasuk orang terpuji pada hakikatnya. Karena dia tetap hidup di tengah-tengah cacian, tetap tegar di tengah banyaknya goncangan, dan tetap bangun dari keterpurukannya karena dia memiliki keikhlasan yang sangat besar.
Maka yang perlu kita garis bawahi, tidak semua orang yang dipuji itu adalah orang yang terpuji, dan tidak semua orang yang dihina itu adalah terhina. Sebab sering kali kita melihat gajah di laut sana daripada semut yang nampak di depan mata. Oleh karenanya, bijaklah dalam menilai dan memahami orang lain.
Oleh: Zayyin_KANA KPA