123 Santri Ikuti Pelatihan Sanggub (Santri Tangguh Bencana)

pelatihan
Spread the love
Sanggub
Moh. Asroni selaku kepala BPDB Sampang memberi sambutan saat pembukaan SANGGUB (Santri Tangguh Bencana) 

assirojiyyah.online, Pondok Pesantren Assirojiyyah kembali adakan pengkaderan organisasi SANGGUB  (Santri Tangguh Bencana)  yang ke tiga kalinya pada kamis (18/08/2022) sampai Jum’at (19/08/2022) di Aula lantai Dua.

Pelatihan yang berlangsung selama dua, para santri dibekali pembelajaran mengenai materi dan praktek isu kebencanaan oleh beberapa pihak seperti Management Kebencanaan oleh Kelaksa BPBD Kab. Sampang, Simulasi (Pembuatan Tandu dan dll) oleh BPBD & TRC BPBD, Pengenalan Relawan FPRB oleh Moh. Hasan jailani, Pertolongan Pertama oleh PMI, Pengelolaan Sampah oleh FPRB, Fire Rescue oleh Damkar, Peran santri terhadap Bencana oleh LPBI NU dan Takfin Janazah oleh Ag. Islahul Umam.

Acara yang melibatkan sebanyak 123 santri dari siswa kelas enam tingkat Ibtidaiyyah dihadiri oleh pengasuh Pp. Assirojiyyah beserta Ahlul Bait, Moh. Hasan jailani, Bapak Asroni, Bapak Imam dan segenap pengurus Pondok Pesantren.

Moh. Asroni selaku kepala BPDB Sampang menyampaikan dalam sambutannya bahwa dalam penanganan bencana BPDB mempunyai 3  tahapan, yang pertama penjagaan dan kesiapsiagaan pada saat sebelum terjadinya bencana, kedua kedaulatan dan logistik pada saat terjadi bencana, ketiga rehabilitasi dan rekonstruksi pasca terjadinya bencana.

“Jadi penanganan bencana secara umum ada 3 tahapan, yaitu pada saat sebelum terjadi bencana, pada saat terjadi bencana, setelah terjadi bencana,” tuturnya.

BACA JUGA : https://assirojiyyah.online/konsep-otomatis-kebangsaan/

Selain itu, berdasarkan teori dulu, potensi bencana di Kabupaten Sampang ada Delapan antara lain banjir, kekeringan, gempa bumi, kebakaran lahan dan hutan, longsor, rob, puting beliung dan cuaca ekstrem.

Dikesempatan yang sama KH. Atho’ulloh Bushiri berharap dengan adanya pelatihan SANGGUB ini para peserta bisa mengambil pengalaman dan selalu siap dalam penanggulangan bencana.

Disisi lain,  Moh. Hasan Jailani selaku Ketua FPRB  Kab. Sampang menyampaikan bahwa pembentukan SANGGUB yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Assirojiyyah, dikatakan salah satu deklarasi pertama kali di Jawa Timur.

“Deklarasi dan cikal bakal SANGGUB sudah diakui oleh tingkat Jawa Timur , dan sekarang sudah bergeser dibeberapa Kabupaten Kota meniru sanggup ini, mau tidak mau kalau Jawa Timur yang jelas berbasiskan warga Nahdliyyin, Ponpes dan santrinya banyak itu harus mempunyai kelebihan berkaitan dengan penanggulangan bencana,”ungkap Ketua FPRB tersebut.

Menurutnya, materi dan praktek tentang isu kebencanaan sangatlah penting bagi para santri baik putra maupun putri.

“Semakin banyak SANGGUB ini berdiri di seluruh Kabupaten kota, maka jejaring sesama santri itu menjadi kekuatan besar untuk mengurangi resiko bencana,”tuturnya.