Khutbah Pertama
الْحَمْدُ للهِ الْعَلِيمِ الْخَبِيرِ، أَمَرَ عِبَادَهَ بِالشُّورَى لِيَتَّضِحَ الْمَسِيرُ، وبَيَّنَ لَهُمْ خَيْرَهُ لِيَحْسُنَ لَهُمُ الْمَصِيرُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَصَفَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا يُظْهِرُ وَحْدَتَهُمْ، فَقَالَ: ) وأمرهم شورى بينهم ()، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، صَاحِبُ الْفَضْلِ الْوَاسِعِ، شَاوَرَ أَصْحَابَهُ مُتَقَلِّدًا بِالتَّوَاضُعِ، وَكَانَ سَبَبًا فِي رَحْمَةِ اللهِ لَهُمْ بِلا مُنَازِعٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ، وَدَعَا بِدَعْوَتِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ، فـيأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون, واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا واذكروا نعمت الله عليكم إذ كنتم أعداء فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخونا
Jamaah Jumát rohimakumulloh marilah kita senantiasa menjaga taqwa kita kepada Alloh subhanahu wata’ala dengan menggunakan dan memanfaatkan ilmu yang kita terima sebagai anugerah dari Alloh subhanahu wata’ala untuk kita jalankan menuju ridhoNya.
Jamaah Jumát rohimakumulloh sesungguhnya kemampuan dan ilmu yang mutlak hanya milik Allah semata, dan Dia memberikan sebab-sebab kemudahan untuk mengetahui dan belajar bagi makhluk-Nya, hanya saja walaupun mereka mencapai puncak keilmuan dan kedudukan, tetap saja ilmu dan pengetahuan mereka terbatas, hal tersebut ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya :
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Artinya “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan apapun melainkan sedikit” (QS. Al-Isra’: 85).
Berbeda dengan ilmu Allah yang sangat luas : “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS. Al-An’am: 59). Ini menunjukkan perbedaan antara ilmu-Nya yang mutlak dan ilmu makhluk-Nya yang terbatas : “Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi” (QS. Al-Baqarah: 255).
Ini merupakan fitrah rabbaniyah dalam penciptaan manusia yang memiliki pengetahuan terbatas, mereka diciptakan saling membutuhkan, saling bermusyawarah untuk melengkapi pikiran mereka, berdialog untuk memperkuat pendapat mereka, dan semua berbagi hasil keputusan mereka.
Jamaah Jumát rohimakumulloh di dalam Al-Quran, Allah menjelaskan bahwa Dia telah meletakkan dasar-dasar bagi hamba-hamba-Nya untuk memperkuat prinsip musyawarah pada mereka, mendorong mereka menerapkannya dalam kehidupan mereka, Allah menegaskan bahwa musyawarah merupakan kebiasaan manusia serta fitrah dari Allah, yang telah dilaksanakan oleh para pendahulu, serta menjadi teladan yang pantas dihayati oleh kaum mukminin, berikut disebutkan dalam firman Allah mengenai kisah Ratu Saba’, walaupun ia memiliki kecerdasan, ia tetap bermusyarah dan berdialog : “Berkata ia (Balqis):” Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia . Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri “. Berkata dia (Balqis): “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis (ku)”. Mereka menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”. Dia berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu” (QS. An-Naml: 29-35). Pada akhirnya ia memeluk agama Allah : “Dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam” (QS. An-Naml 27 : 44)
Jamaah Jumát rohimakumulloh: tidak diragukan lagi bahwa umat Muhammad Saw, merupakan umat yang paling utama dan paling baik, Allah menggambarkan mereka dengan beragam sifat, dan diantara sifat tersebut adalah bermusyawarah dalam memecahkan urusan mereka, Allah memuji mereka dalam firman-Nya : “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. As-Syura 42 : 38). Bagi pemerhati Al-Quran, didapati pada ayat ini, bahwa Tuhan kita telah menempatkan Syura di antara dua perkara besar, yaitu : mendirikan shalat dan bersegera dalam memberi dan berinfak, karena dalam shalat terdapat ketenangan jiwa dan dalam infak; seperti zakat terdapat keamanan masyarakat, jadi tidak diragukan bahwa musyawarah menjamin ketentraman jiwa dan keamanan masyarakat. Berangkat dari hal diatas, kita dapati bahwa Allah menurunkan perintah yang jelas mengenai musyawarah, Allah memerintahkan nabi-Nya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (QS. Ali Imran: 159). Dari perintah diatas, muncullah beberapa contoh musyawarah yang dilakukan oleh Nabi Saw dengan para sahabatnya, seperti dalam kasus perang Badr, beliau meminta sahabatnya : “Kemukakanlah pendapat kalian wahai manusia”. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Saw bersabda : “Aku tidak melihat seorang pun yang lebih banyak bermusyawarah terhadap sahabatnya melebihi Rasulullah Saw”. Perhatian Nabi Saw dengan musyawarah sangat jelas dilakukan dengan para sahabatnya, dan kini kita sangat membutuhkan musyawarah itu.
Baca Juga
Khutbah Jum’at : Aku dekat, mengabulkan permohonan orang yang berdoa
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dan jadikan prinsip musyawarah, sebagai titik awal dalam kehidupan kita, berusahalah untuk berbagi dalam pemikiran lurus kita, agar semua dapat menikmati buah kebaikan dalam segala urusan kita semua. Amin Allohumma amin.
إن أحسن الكلام كلام الله الملك المنان وبقوله يهتد المهتدون أعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذكْرِ الحكيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
الخطبة الثانية
اَلْحَمدُ للهِ حَمْداً كَمَا أَمَرَ,وَاَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَه, إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الإنس وَاْلبَشَرِ , اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَأُذُنٌ بِخَبَرٍ, أَمَّابَعْدُ : فَيَا أيها الناس اِتَّقُوا الله تَعَالىَ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ وَحَافِظُوا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ الله أَمَرَكُمْ بِأَمْرِ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمَاً إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتُهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىِّ يَاأيُّهَاَ الَّذِيْنَ اَمَنُوا صَلوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فى العالمين إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ, اَللَّهُمَّ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّا شِدِيْنَ الَّذيْنَ قَضَوا بِالْحَقِّ وَكَانُوا بِهِ يَعْدِلُوْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَان وَعَلِىِّ وَعَنْ الستة المتممين للعشرة الكرام وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْن وَعَنِ التَّابِعِيْن وتابع التابعـيـن وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلىَ يَوْمُ الدِّيْنِ .اللهم لا تجعل لأحد منهم فى عنـقـنا ظلامة ونجّنا بحبهم من أهوال يوم القيامة اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْن و أهلك َالْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . اَللَّهُمَّ أَمِنَّا فىِ دُوْرِنَا وَأَصْلِحْ وُلاَةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلاَيَتُنَا فِيْمَنْ خاَفَكَ وَاتَّقَاكَ, اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات وَالْمُؤْمِنِين وَالْمُؤْمِنَات اَلأَحْيَاء مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلاَءَ وَالوَبَاء وَالرِبَا وَالزِنَا والزَّلاَزِلَ وَالمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خاَصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلاَدِ المُسْلِمِيْنَ عاَمَّةً يَارَبَّ العَالَمِيْنَ , رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عباد الله…… إِنَّ الله يأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَان وَإِيْتَاء ذِى القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالمُنْكَرِ وَالْبَغْى يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ,
فاَذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Khutbah Jumat, 10 syawal 1440 H/14 Juni 2019 M.