Cara Menyikapi Istri

Cara Menyikapi Istri
Spread the love
Istri

Hubungan suami istri tidaklah selalu harmonis. Saat istri berbuat kesalahan, maka sangat diperlukan kebijakan suami dalam menyikapi kesalahan istri. Berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan suami dalam meyikapi hal tersebut:

  1. Sabar
    Rosululloh bersabda kepada Aisyah; “Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rosululloh menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.” Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).
    Artinya, Rosululloh mengajarkan akhlak terpuji untuk selalu bersikap sabar. Sebab mencintai itu tidak cukup dengan tidak melukai orang yang dicinta. Tapi juga harus sabar ketika dilukai orang yang dicinta.
  2. Memaafkan
    Alloh SWT memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang mudah memaafkan kesalahan orang lain dalam firman-Nya: “Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali Imran: 159).
    Apalagi memaafkan istri sendiri, tentu hal ini sangat dianjurkan. Sebab istri yang tengah marah, perkataan dan perbuatannya sedang dikendalikan oleh setan. Oleh karena itu, dengan memaafkannya maka kita tidak akan menimbulkan masalah baru yang lebih pelik.
  3. Jangan Marah
    Rosululloh merupakan uswatun hasanah. Dalam rumah tangga, Nabi juga merupakan pribadi yang tidak pernah marah kepada istri.
    Dalam beberapa hadis dari Imam Bukhari, terdapat sebuah kisah dari keutamaan rasul tidak menunjukkan rasa amarah.
    Pada suatu hari, Rosululloh sedang menemui sejumlah tamu yakni para sahabat beliau. Tiba-tiba terdengar suara piring pecah.
    Ternyata Aisyah baru saja memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantunya Zainab untuk disuguhkan kepada Rosululloh. Piring itu pecah dan makanannya pun jatuh.
    Menyaksikan insiden tersebut Nabi tidak marah. Beliau tidak merasa kehormatannya dipermalukan. Namun, Rosul mendekati keduanya dengan tenang lalu beliau memunguti makanan tersebut dan meletakkannya di sisa-sisa piring, kemudian membawanya kepada para tamu. “Maaf… ibu kalian sedang cemburu,” kata Nabi kepada para sahabatnya.
    Demikianlah akhlak agung Nabi Rosululloh dalam menyelesaikan masalah.
  4. Jangan Kasar
    Suatu ketika, pernah terjadi perselisihan antara Rosul dan Aisyah hingga mereka melapor kepada Abu Bakar dan memintanya menjadi mediator.
    Kemudian Nabi berkata, “Hai, Aisyah, apakah kamu atau aku yang akan berbicara?” Aisyah menjawab, “Biar kamu yang bicara, tetapi jangan katakan kecuali kebenaran.” Melihat kelancangan Aisyah, Abu Bakar memukul mulut Aisyah hingga berdarah.
    Abu Bakar menghardik Aisyah, “Wahai perempuan yang memusuhi dirinya sendiri, adakah Rosululloh pernah berbicara tidak jujur.” Melihat ayahnya marah, Aisyah segera berlindung di belakang Rosululloh.
    Kemudian Rosululloh berkata, “Kami tidak berkunjung ke rumahmu untuk berlaku kasar seperti itu, dan kami pun tidak menginginkan perbuatan itu darimu.” (HR. Thabrani).
    Dari kisah tersebut, Nabi sangat melarang berbuat kasar kepada istri. Karena itu, bersikap kasar bukanlah solusi. Bahkan hanya akan menimbulkan masalah baru.
    Empat cara di atas dapat dijadikan rujukan oleh para suami dalam menyikapi kesalahan istri.
Baca Juga