Ibrahim Al-Khawwash, Pemilik Tombo Ati

Spread the love
Tombo Ati
Ibrahim Al Khawwas, Pemilik Tombo Ati

Tombo ati adalah salah satu judul syair yang begitu populer di Indonesia. Syair ini seringkali dijadikan puji-pujian setelah dikumandangkannya adzan. Konon syair ini diciptakan oleh Sunan Bonang, salah satu dari sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.

Meskipun demikian, banyak yang tidak mengetahui bahwa syair ini berasal dari perkataan Syekh Ibrahim al-Khawwash rodliyallohu anhu seperti yang dijelaskan dalam kitab at-Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran karya Syekh Abi Zakariya Yahya an-Nawawi bahwa telah berkata tuan mulia yang memiliki beberapa karunia dan ilmu kemakrifatan, Ibrahim al-Khawwash rodliyallohu ta’ala anhu “Obat hati itu ada lima: mambaca Quran dengan bertadabbur (memikir-mikir) maknanya, mengosongkan perut (puasa), menegakkan malam (dengan beribadah), berdzikir khusuk di waktu sahur dan bergaul dengan orang-orang sholih.

Memang tidak banyak sumber  yang menjelaskan secara lengkap riwayat kehidupan beliau. Karena beliau seorang yang selalu berusaha menutupi dirinya sendiri dan selalu menghindar dari segala macam pujian.

Bahkan dalam suatu riwayat diceritakan, pada suatu hari beliau mencuri baju orang yang lagi mandi di tempat pemandian umum.

Aksi itu dilakukan dengan terang-terangan sehingga ketahuan. Akhirnya beliau dikejar dan ditangkap. Mengetahui pencuri itu adalah orang yang selama ini disebut dan terkenal wali, warga menjadi terkejut. Namun meskipun demikian beliau masih dipukul hingga mengalami luka-luka. Dan setelah kejadian ini beliau mendapat julukan “pencuri pemandian air hangat”.

Mengalami hal demikian, beliau bukan malah bersedih tapi sebaliknya bahagia. Beliau bersyukur nama baik beliau tercemar dan semakin banyak orang yang akan menjauhi beliau. Dengan keadaan ini, beliau akan bisa semakin khusyuk dan berasyik-masyuk bermunajat kepada Alloh SWT.

Ibrahim al-Khawwash hidup pada abad ke-3 Hijriyah. Nama kunyah beliau ialah Abu Ishaq. Beliau adalah sahabat Junaid al-Baghdadi, seorang sufi yang menjadi mahaguru beberapa tarekat di Indonesia.

Jika kita telisik dalam Kitab Tarajim (kitab yang memuat riwayat para ulama, khususnya ulama hadis), kita akan menemukan dua nama Ibrahim al-Khawwash: pertama, Ibrahim bin Muhammad al-Khawwash dan kedua, Ibrahim bin Ahmad Abu Ishaq al-Khawwash.

Ibrahim al-Khawwash yang pertama (Ibrahim bin Muhammad al-Khawwash) adalah seorang perawi hadis yang sering meriwayatkan hadis-hadis palsu. Bahkan menurut Ibnu Thahir, โ€œSemua hadits yang diriwayatkan olehnya adalah kepalsuan yang dibuat olehnya sendiri.โ€

Sedangkan Ibrahim al-Khawwash yang kedua (Ibrahim bin Ahmad Abu Ishaq al-Khawwash) adalah seorang ulama sufi pemilik segudang kata mutiara.

Untuk membedakannya, para ulama menambahkan julukan โ€œal-Amadiโ€ untuk Ibrahim al-Khawwash yang pertama, sedangkan untuk Ibrahim al-Khawwash yang kedua, para ulama menambahkan julukan โ€œal-Zฤhidโ€ atau โ€œal-Sลซfฤซโ€.

Semasa hidupnya, Ibrahim al- Khawwas dikenal sebagai pemimpin orang-orang yang berpasrah diri kepada Alloh. Sedemikian pasrahnya kepada Alloh, hanya karena tercium bau apel yang bukan miliknya ia sampai melakukan perjalanan menempuh padang pasir.

Ibrahim bin al-Khawas meninggal di daerah Ray dan dimakamkan di daerah tersebut pada tahun 291 H. Menurut Ibnu Qayyim al-Jawjizah dalam kitabnya ats-Tsiyab Inda al-Mamat,  al- Khawwash wafat terjatuh di dalam bak wudlu, karena kebiasaan beliau yang selalu berwudlu meskipun ketika beliau dalam sakit yang parah.

Selain diakui memiliki banyak karamah, Ibrahim al-Khawwash juga memiliki banyak kata mutiara. Kata-kata mutiara itu dipopulerkan oleh kedua muridnya, yaitu Ibrahim al-Khuldi dan Abu Bakar al-Razi. Diantara kata-kata mutiara miliknya adalah

โ€œSiapa yang tidak bersabar, maka ia tidak akan mendapatkan (cita atau keinginannya).โ€ Bukanlah ilmu dengan banyaknya riwayat, sesungguhnya orang alim itu siapa yang mengikuti ilmu lalu menggunakannya dan mengikutinya dengan sunnah-sunnah, walaupun dia sedikit ilmu.

Oleh: Ach. Jawahir

Baca Juga