Pada dasarnya kebutuhan pokok manusia itu terdiri dari sandang, pangan, dan papan. Terkait dengan kebutuhan papan, manusia membangun rumah sebagai tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu bersama keluarga. Seiring dengan bergulirnya masa, desain interior dan eksterior rumahpun juga bermunculan. Bahkan, orang modern tidak lagi membangun rumah, tetapi mereka memilih berdomisili di apartemen mewah dan lengkap fasilitasnya Rumah bernuansa etnis hampir ditinggalkan.
Dunia selalu berputar, pecinta seni masih menaruh hati pada desain rumah klasik, bisa dikatakan bernuansa etnis tetap menjadi idaman hati. Kala banyak orang meninggalkan desain rumah kuno, pemerhati seni bersikukuh ingin melestarikan budaya leluhur agar tetap menjadi karakter dari sebuah peradaban. Misalnya rumah Joglo sebagai rumah adat orang Jawa. Rumah joglo biasanya terdiri dari pintu dan Jendela kayu yang berbentuk kupu tarung dan berkrapyak.
Para pebisnis properti menyediakan rumah/perumahan di berbagai area baik di kota maupun di desa atau area-area yang dianggap strategis. Desain rumah tergantung pada tipe yang variatif. Tipe sangat sedehana, sederhana, dan lain sebagainya. Tipe sederhana, mungkin untuk keluarga yang berpenghasilan cukup dan tipe sangat sederhana, bagi keluarga yang berpenghasilan tertentu di bawah standar cukup.
Yang berkemampuan membangun rumah tidak hanya manusia, hewanpun mampu membangunnya. Misalnya, burung yang sarangnya bertengger di batang pohon, laba-laba dan lebah juga mampu melakukannya. Maa syaa Alloh. Dalam al-Qur’an, Alloh menuturkan tentang kemampuan lebah dan laba-laba membangun rumah/sarang mereka. Berikut ayat yang menunjukkan kemampuan lebah dalam membangun rumahs ebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an (Annahl: 68) yang artinya : “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit- bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” Gambaran rumah yang tidak baik
telah digambarkan oleh Allah SWT dengan rumah laba-laba. Rumah laba- laba bukan hanya rapuh secara struktur melainkan juga tidak mampu melindung penghuninya dari segala macam gangguan dari luar, seperti panas, dingin dan sebagainya. Namun, rumah laba-laba juga rapuh dari sisi penghuninya. Hasil penelitian membuktikan, bahwa laba- laba betina setelah melakukan perkawinan langsung membunuh laba- laba jantan. Begitu juga anak laba-laba berjumlah sangat banyak, namun diletakkan dalam wadah yang kecil dan sempit, sehingga seluruh anaknya terlibat saling menginjak dan saling menindas yang menyebabkan lebih dari separuh anaknya mati karens pertarungan sesamanya. Begitulah perumpamaan rumah yang rapuh dan jauh dari kebahagiaan serta ketenangan hidup. Hal tersebut disebutkan dalam al-Qur’an (al-Ankabut 41) yang artinya: “β¦.Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah (rapuh) adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.”
Fungsi rumah secara etimologi dari lafadz bait yang artinya tempat bermalam. Dengan pengertian tersebut, rumah berfungsi sebagai fungsi rumah yang bahasa arabnya adalah bait dapat dilihat dari secara harfiyah merupakan tempat bermalam, beristirahat dari n kesibukan bagi pemiliknya. Sebagaimana seseorang yang berprofesi sebagai pedagang dan buruh pabrik, pada waktunya ia akan pulang ke rumahnya. Burung beterbangan ke sana kemari kala mentari muncul, kala senja datang dan rembulan akan pulang keperaduannya, burungpun kembali kesarangnya, tempat bermalam.
Di samping itu, rumah dalam bentuk bait juga berfungsi melindungi pemiliknya dari berbagai gangguan luar, seperti panas, dingin, dan serangan makhluk lain. Sebagaimana yang m terdapat dalam surat al-Baqarah 125 Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang amanβ¦β¦”
Dalam konteks yang lain. Alloh memperkenalkan rumah dengan sebutan maskan. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an dalam surat an-Naml (18) yang artinya “Hingga apabila mereka sampat di lembah semut berkatalah seekor semut: Hat semut- semut, masuklah ke dalam sarang sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”
Serupa dengan penggunaan maskan dalam surat at-Taubah: 72. Alloh SWT juga berfirman yang artinya: “Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu’min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat- tempat yang bagus di surga ‘Adn. Keridhaan Alloh adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.”
Baca Juga :
Assirojiyyah Penuhi Undangan PSSI dalam Opening Ceremony Piala Dunia U-17
Maskan berakar dari kata sakana yang berarti tenang, tenteram, dan bahagia. Dari makna tersebut, rumah bukan hanya berfungsi sebagai tempat bermalam, tempat beristirahat dari penat seharian, dan tempat berlindung tetapi rumah dengan menggunakan kata maskan merupakan rumah yang membawa ketenangan batin. Rumah bertipe maskan inilah yang dapat memberikan angin segar hadirnya keluarga yang sakinah, yakni tatanan keluarga yang kebahagiaan dan ketenangan hati bagi para penghuninya. Simpulan dari pernyataan Alloh
Dalam al-Qur’an dengan menggunakan lafadz bait dan maskan adalah rumah berfungsi sebagai bait dan maskan sebagai rumah Idaman perspektif al-Qur’an. Jika rumah hanya dijadikan bait, maka tidak jarang rumah dirasakan seperti di neraka sebab hanya digunakan sebagai tempat bermalam dan beristirahat. Yang terbaik adalah rumah dijadikan sebagai tempat bermalam, beristirahat, dan mencari ketenangan hati. Oleh karena itu. jadikanlah rumah kita sebagai maskan, tempat menemukan ketenangan dan kebahagian hidup. Janganlah jadikan rumah sekedar tempat singgah, tempat bermalam atau tempat berlindung saja (bait), seperti yang dilakukan oleh binatang, Rumah bagus dianggap perlu sebagai sarana memperoleh kebahagiaan hidup, akan tetapi rumah bagus jika tidak membawa ketenangan dan kebahagiaan juga tidak baik. Biarlah tinggal di rumah yang sederhana, namun bisa memperoleh ketenangan dan kebahagiaan di dalamnya sehingga rumah betul-betul menjadi maskan.
Salah satu cara menjadikan rumah sebagai tempat memperoleh ketenangan, atau menjadikan rumah sebagai tempat yang menyenangkan, adalah seperti yang diajarkan Rosululloh SAW dalam sebuah haditsnya yang Artinya: “Perbanyaklah membaca al-Qur’an di rumah kamu, sebab rumah yang tidak pernah dibaca al-Qur’an padanya sangat sedikit kebaikan rumah itu, sangat banyak kejahatannya, dan membuat penghuninya merasa sempit.”
Oleh: Hainunatus Zahro’