Shadow

KH. Sholahurrobbani Wariskan Paham Nadliyyin Berhaluan Aswaja

Spread the love

Ponpes Assirojiyyah, Sampang – Untuk membentengi generasi muda Islam, khususnya para santri, Ketua Umum pondok pesantren (PP) Assirojiyyah, KH. Sholahur Robbani Bushiri mengadakan pengajian dengan tema ‘Ahlus Sunnah wal Jamaah’. Pengajian ini diisi oleh pengarang kitab al-Muqtathafat li ahl al-Bidayat sekaligus panglima besar pendidikan khusus dai Ahlus Sunnah Wal Jamaah 1926 (densus 26) KH. Marzuki Mustamar, minggu (21-08-2016).

                Pengajian aswaja ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan pembentengan akidah yang berhaluan Ahli Sunnah wal Jamaah (aswaja). Dimana saat ini perbedaan pemahan tentang isu-isu keagamaan kian menjuat di permukaan masyarakat. Sekretaris Ponpes Assirojiyyah , Ag. Saiful Adnani mengungkapkan, pengajian ini didasari oleh usulan Guru Tugas (GT) Ponpes  Assirojiyyah yang melihat munculnya aliran dan paham yang mengancam akidah umat akhir-akhir ini. Karena hal ini dinilai sangat penting untuk membentengi akidah para santri, hal ini dibahas dengan serius pada rapat pengurus (19/8) yang dipimpin oleh ketua umum Ponpes Assirojiyyah.

Alhasil, semua peserta rapat yang terdiri dari pengurus dan dewan asatidz menyepakati hasil rapat untuk menggelar pengajian  ‘Ahli Sunnah wal Jamaah’.

Pengajian ini dihadiri oleh 1000 lebih mustamiin. Diantaranya, pengasuh, santri, GT Ponpes Assirojiyyah dan beberapa pengurus  Aswaja NU Center Sampang.

Dalam sambutannya, ketua umum Ponpes Assirojiyyah KH. Sholahur Robbani Bhushiri menegaskan, saat ini di luar pesantren sudah banyak kelompok yang berseberangan dengan paham Aswaja. Untuk itu akidah (Aswaja) para santri harus semakin mantap dan kuat. “Untuk sama-sama mengaji, perlu dijelaskan dan dikukuhkan kembali bahwa yang kita kaji semua kitab Aswaja, karena di luar sana sudah banyak firqoh. Harap semua santri semakin mantap dan kuat dengan Aswaja yang telah dibina oleh sesepuh,” tegas KH. Sholahur Robbani di hadapan para santri.

Sedangkan dalam tausiyahnya, KH. Marzuki Mustamar menjelaskan paham Aswaja secara detail. Menurutnya, dalam amaliyah paham Aswaja harus berniat sepenuhnya karena Alloh dan harus ittiba’, yakni mengikuti Rosululloh dan para sahabat. ”Kita tidak boleh mengartikan dan mengistimbat sendiri al-Qur’an, melainkan harus mengikuti guru,” tegasnya.

Beliau juga menjelaskan mujaddid fil Islam. Menurutnya, dalam kurun waktu 100 tahun akan ada sosok ulama yang akan menjadi lentera yang terang dalam Islam. Yakni sosok ulama yang menjadi rujukan para umat Islam.

“Jadilah pribadi yang pintar supaya menjadi kabel sampai lentera itu hidup. Biarlah Marzuki menjadi kabel penyambung sampai lentera itu hidup,” ucapnya.

Saat para mustamiin antusias menyimak tausiyahnya, panglima Densus 26 memberikan sebuah suasana hening. ”jika Kiai Shol meninggal, siapa yang akan melanjutkan perjuangan NU ?,” tanyanya kepada mustamiin.

Mendengar pertanyaan itu, nampak Kiai Shol tersenyum dengan wajah yang berseri sambil menoleh ke arah pengasuh sekaligus kakak beliau, KH. Athoulloh Bhusiri yang duduk di sampingnya.

Dan tidak ada yang menduga, pengajian ini merupakan warisan besar sekaligus bekal terakhir Kiai Shol kepada para santri. Sebab, beberapa hari setelah beliau mengadakan pengajiian ini, Alloh berkehendak lain. Di usianya yang ke-51, pada Hari Sabtu (27/8) pukul 01:00 dini hari, ketua umum Ponpes Assirojiyyah sekaligus Direktur Aswaja NU Center Sampang, KH. Sholahur Robbani Bushiri berpulang ke rahmatulloh. IInnalillahi Wa inna ilaihi rojiun. Semoga kita bisa melanjutkan estafet perjuangan beliau. (List)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *