Ponpes Assirojiyyah, Sampang – Berjuang di bidang pendidikan bukanlah hal yang mudah apalagi berjuang di bidang pendidikan agama, tentu saja banyak aral melintang yang menghambat perjuangan tersebut. Dan inila yang dirasakan Ustadz Mazduki, pengasuh sekaligus pelopor Madrasah Riyadul Jannah Desa Blega, Betenga, Dusun Degian.
Diawal berdirinya Madrasah Riyadul Jannah, jumlah santri yang ada mencapai tujuh puluh orang. Tentu hal ini merupakan satu masalah bagi sang pengasuh mengingat tenaga pengajar yang ada pada saat itu hanya dua orang saja. Yaitu sang pengasuh sendiri yang dibantu oleh saudara kandungnya. Oleh karena itu, beliau mulai berpikir agar lembaga pendidikan yang dikelolanya bisa terealisai secara maksimal, hanya saja jalan untuk ke sana tidak juga beliau temukan.
Akhirnya Ustadz Mazduki memutuskan untuk rembuk masalahnya itu kepada salah satu saudaranya yang kebetulan masih tetangga dekat PP Assirojiyyah. Atas saran saudaranya itu, Ustadz Mazduki memohon guru tugas di Assirojiyyah untuk membantu mengajar di madrasahnya. Menurut beliau, untuk mendapatkan guru tugas pada waktu itu agak sulit karena guru tugas yang ada hanya diprioritaskan bagi para alumni Assirojiyyah sendiri yang kekurangan tenaga pengajar. Sementara Ustadz Mazduki sendiri bukanlah alumni Assirojiyyah. Namun hal itu tidak memadamkan semangatnya untuk mengambil guru tugas dari PP Assirojiyyah.
Akhirnya, beliau di dalam pengambilan GT mengatasnamakan saudaranya yang berada di samping PP Assirojiyyah. Dengan pertimbangan familier, akhirnya pengurus mengabulkan permohonannya. Tepatnya pada tahun 1988 Ustadz Mazduki berhasil memohon guru tugas untuk yang pertama kalinya, sekaligus beliau merupakan PJGT PP Assirojiyyah pertama kali di Kab. Sampang.
Terdorong kedisiplinan GT yang pertama serta akhlak yang diakuinya telah menuai kepercayaan masyarakat Desa Betenga khususnya Ustadz Mazduki sendiri selaku PJGT untuk terus memohon bantuan tenaga pengajar dari PP Assirojiyyah. Oleh karena itu, tidaklah heran apabila dalam kurun waktu 15 tahun, beliau tetap menaruh kepercayaan terhadap Assirojiyyah. Padahal Ponpes tempat beliau belajar, kini juga menyediakan guru tugas bagi mereka yang membutuhkan.
“Tali persaudaraan yang telah lama terjalin antara Assirojiyyah dan masyarakat Desa Betenga rasanya sulit bagi saya untuk melupakan Assirojiyyah,” ujar pengasuh Madrasah Riyadul Jannah ini. Sejak didatangkannya GT dari Assirojiyyah ini, Madrash Riyadul Jannah mengalami kemajuan baik dari kegiatan pendidikan atau seni islaminya.
Menurut Ustadz Mazduki , pengambilan guru tugas awal mulanya hanya satu orang saja. Namun pada tauhun ini (2007) mengingat jumlah santri yang terus bertambah beliaupun harus menambah permohonan GT sebanyak dua orang. Mereka adalah Utadz Abd. Rohman dan Ustadz Abd. Halim, tentu dua Ustadz tersebut menurutnya tidak memadai apabila dibanding jumlah santri yang ada yaitu kurang lebih 200 santri. Oleh karena itu, mereka juga dibantu para tenaga lokal lainnya, yang terdiri dari masyarakat setempat. (Rowi)
ROBOPRAGMA