MADRASATUL ULA: SEKOLAH PERTAMA SANG BUAH HATI

Spread the love

Sumber foto: Pinterest

Madrasatul ula secara etimologis memiliki arti sekolah pertama. Kalimat tersebut diidentikkan dengan peran seorang ibu. Seperti pepatah Arab yang telah umum dan sering kita dengar, “الأمّ مدرسة الأولى”, yang berarti ibu adalah sekolah pertama. Pepatah Arab ini menekankan betapa pentingnya peran seorang ibu.

Dalam konteks ini, mengapa ibu disebut sebagai madrasatul ula? Karena sejak dalam kandungan, masa buaian, balita, hingga menginjak remaja, ibu adalah sosok yang paling sering menemani anaknya. Dari kebersamaan yang intens ini, segala ucapan dan perilaku seorang ibu tentu memiliki dampak yang sangat besar bagi anaknya. Jika ucapan dan perilakunya baik, maka akan berdampak baik; sebaliknya, jika tidak baik, maka dampaknya juga akan tidak baik. Oleh karena itu, penting sekali bagi seorang ibu untuk menjaga perilaku dan ucapannya.

Seorang wanita tentunya akan menyandang gelar madrasatul ula. Dan dalam menjadi madrasatul ula, wanita harus memiliki bekal yang cukup. Karena tidak mungkin, bukan? Jika seseorang membangun sekolah begitu saja tanpa menyiapkan bekal (pondasi) terlebih dahulu. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu ditelaah lagi untuk membekali diri dalam menyandang gelar ini:

Memiliki pemahaman agama yang baik.

Sebagai seorang pendidik, tentunya perlu mendidik dirinya terlebih dahulu. Karena pada dasarnya, dalam mendidik memerlukan pemahaman yang cukup, termasuk belajar, terkhusus dalam mempelajari dan memahami ilmu agama, sebab agama adalah pilar utama dalam kehidupan. Maka dari itu, gunakanlah kesempatan yang ada sebaik mungkin.

Memperhatikan lingkungan sekitar.

Lingkungan adalah salah satu faktor yang juga sangat penting untuk dijaga. Lingkungan yang baik pasti akan memancarkan hal-hal baik, dan sebaliknya, lingkungan yang buruk akan memancarkan hal-hal buruk. Hal utama yang perlu dilakukan adalah menjaga peradaban wanita pada masa ini, agar kelak hal serupa dapat direalisasikan kembali dengan menanamkannya kepada anaknya.

Menjadi teladan yang baik.

Sebagai madrasatul ula, tentunya segala hal pertama yang dilakukan seorang anak muncul karena menirukan perilaku ibunya. Oleh sebab itu, seorang wanita haruslah berupaya semaksimal mungkin agar menjadi teladan yang baik bagi keturunannya. Sebab kebaikan yang dilahirkan oleh ibu pastinya akan ditiru oleh anaknya, begitu pula keburukannya.

Akan tetapi, hal ini tidak terlepas dari peran seorang ayah. Pepatah Arab yang bijak menyatakan: “الأم مدرسة الأولى والأب مديرها”, yang berarti ibu adalah sekolah pertama, sedangkan ayah adalah kepala sekolahnya. Untuk mencapai kesuksesan dalam menciptakan madrasatul ula, juga diperlukan kepala sekolah (pemimpin) yang baik. Maka dari itu, peran ayah sangat penting dalam mencontohkan bagaimana menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.

Oleh: Q-A Abdulloh