MUHARAM: TRANSFORMASI SPIRITUAL UMAT ISLAM

Spread the love

Oleh: Abd. Lathif Fauzi

Setiap tahun, kalender hijriyah dibuka dengan bulan yang sarat makna dan kemuliaan, Muharam. Bulan ini bukan sekadar penanda dimulainya siklus baru, melainkan salah satu dari empat bulan suci (asyhurul hurum) yang secara khusus dimuliakan oleh Alloh SWT. Keistimewaan Muharam mengalir dari sejarah penamaannya yang unik, keutamaan ibadah di dalamnya, hingga segudang peristiwa bersejarah yang membentuk jejak peradaban Islam. Mari kita selami lebih jauh mengapa Muharam begitu istimewa, menyingkap hikmah dan pelajaran yang terkandung di dalamnya untuk membimbing perjalanan spiritual kita di sepanjang tahun.
Sejarah di Balik Penamaan Muharam
Penamaan bulan Muharam memiliki sejarah yang menarik. Sebelum Khalifah Umar bin Khattab menetapkan peristiwa hijrah Rasululloh SAW ke Madinah sebagai awal perhitungan hijriyah, bulan ini dikenal dengan nama Safar Awal. Nama tersebut digunakan karena posisinya yang mendahului bulan Shafar. Khalifah Umar bin Khattab kemudian meresmikan penamaan bulan ini sebagai Muharam, yang secara harfiah berarti “dilarang” atau “diharamkan”. Nama ini merujuk pada tradisi yang sudah ada sejak zaman Jahiliyah dan dilestarikan dalam Islam, yaitu larangan berperang selama bulan tersebut.
Ada pula pandangan yang menyatakan bahwa penamaan Muharam adalah untuk menekankan kemuliaannya. Hal ini karena dahulu, orang Arab terkadang menganggapnya sebagai bulan suci (haram), namun di tahun berikutnya mereka menganggapnya sebagai bulan biasa (halal). Keyakinan orang Arab zaman dulu adalah Muharam itu bulan suci, sehingga mereka tidak sepantasnya menodainya dengan peperangan, berbeda dengan bulan lain seperti Safar yang membolehkan peperangan. Hal ini selaras dengan penjelasan Imam Ibnu Katsir di dalam kitab tafsirnya, “Dinamakan bulan Muharam karena bulan tersebut memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan, bahkan bulan ini memiliki keistimewaan serta kemuliaan yang sangat amat sekali dikarenakan orang arab tempo dulu menyebutnya sebagai bulan yang mulia (haram), tahun berikutnya menyebut bulan biasa (halal).”
Orang Arab zaman dulu meyakini bahwa bulan Muharam adalah bulan suci sehingga tidak layak menodai bulan tersebut dengan peperangan, sedangkan pada bulan lain misalnya Safar, diperbolehkan melakukan peperangan. Nama Safar sendiri memiliki arti sepi atau sunyi dikarenakan tradisi orang Arab yang pada keluar untuk berperang atau untuk bepergian pada bulan tersebut.
Kemuliaan dan Keutamaan Bulan Muharam
Masuk dalam salah satu asyhurul hurum, Muharam adalah bulan yang istimewa yang dipilih Alloh SWT untuk dimuliakan sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Alloh adalah 12 bulan, dalam ketetapan Alloh di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At-Taubah 9: 36)
Pada bulan ini adalah moment untuk setiap hamba meningkatkan kualitas takwa, sebab orang yang melakukan maksiat pada keempat bulan tersebut salah satunya Muharam akan mendapat balasan dosa yang lebih besar. Selain dosa yang mengalami pelipatgandaan balasan, pahala amal ibadah juga demikian. Salah satunya adalah orang yang melakukan puasa sunah pada bulan Muharam akan mendapat pahala 30 kali lipat. Seperti yang disebutkan dalam hadis Nabi: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: “Rasululloh SAW bersabda: “Orang yang berpuasa pada hari Arafah, maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharam, maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Hadis ini gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).
Puasa Hari Asyura dan Peristiwa Penting di Bulan Muharam
Mulianya bulan Muharam yang sarat dengan makna dan keutamaan. Pada bulan tersebut umat islam disunahkan untuk berpuasa pada hari 10 Muharam atau yang sering disebut dengan puasa Asyura. Puasa Asyura adalah puasa atas pembebasan Nabi Musa As yang dikejar oleh Fir’aun. Puasa tersebut mulanya dikerjakan oleh orang-orang Quraisy di masa Jahiliyah dengan alasan “Alloh telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Alloh .” (HR. Bukhari; No: 1865 & Muslim, No: 1910)
Mengerjakan puasa sunah pada hari Asyura keutamaannya diantaranya disebutkan dalam hadis Nabi: “Nabi SAW ditanya tentang puasa hari Asyura, beliau menjawab: “Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim, No: 1977)
Selain itu, saking mulianya bulan Muharam, pada bulan tersebut juga menyimpan berbagai peristiwa bersejarah yang membentuk jalan panjang peradaban Islam. Melansir NU Online setidaknya ada 20 peristiwa penting yang terjadi pada bulan Muharam. Sebagian peristiwa tersebut tersimpan rapi pada kitab klasik umat Islam, Kitab I’anah at-Thalibin, II/267.

  1. Diciptakannya Nabi Adam as di Surga.
  2. Diterimanya taubat Nabi Adam as
  3. Naik dan sejajarnya perahu Nabi Nuh as dengan bukit Judi setelah banjir besar, serta turunnya ke muka bumi setelah banjir bandang
  4. Dikeluarkannya Nabi Yunus as dari perut ikan paus
  5. Diterimanya taubat umat Nabi Yunus as
  6. Dilahirkannya Nabi Ibrahim as
  7. Selamatnya Nabi Ibrahim as dari api yang membakarnya oleh Raja Namrud
  8. Dikeluarkannya Nabi Yusuf as dari sumur setelah diceburkan saudara-saudaranya
  9. Dipertemukannya Nabi Yusuf as dengan keluarganya kembali
  10. Disembuhkannya penglihatan Nabi Ya’qub as
  11. Dibukanya (dihilangkan) mudlarat yang mendera Nabi Ayyub as
  12. Diampuninya Nabi Daud as
  13. Terbelahnya laut merah untuk Nabi Musa setelah dikejar Fir’aun
  14. Tenggelamnya Fir’aun di dasar laut merah saat mengejar Nabi Musa as
  15. Dilahirkannya Nabi Isa as
  16. Diangkatnya Nabi Isa ke langit
  17. Dibolak-balikannya tubuh ashabul Kahfi (para pemuda Bani Israil yang bersembunyi di dalam gua)
  18. Diciptakannya ruh Nabi Muhammad saw
  19. Dikandungnya Nabi Muhammad saw di rahim Ibunda Aminah ra
  20. Wafatnya (syahid) cucu Nabi Muhammad saw Sayiduna Husein ra.

Bulan Muharam tidak hanya menandai permulaan tahun baru hijriyah, tetapi juga mengingatkan umat Islam akan pentingnya hijrah sebagai momentum transformasi spiritual dan sosial. Hijrah adalah simbol perubahan besar, yaitu berpindah dari keadaan yang kurang baik menuju yang lebih baik, dari kegelapan menuju cahaya, dan dari ketidakadilan menuju keadilan. Ini adalah momen refleksi untuk memperbaiki diri dan memperkuat iman serta ketakwaan kepada Alloh SWT.

Leave a Reply