Merawat Keragaman dengan Dialog dan Musyawarah

Spread the love

KH. Sholeh Sahal (Wakil Syuriyah PCNU Surabaya dan Dosen LPBA-MASA)

Keragaman

Apa itu keragaman/kebhinnekaan?

   Berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika, walaupun kita berbeda tetapi prinsipnya tetap bersatu, tidak terpecah belah diantara satu dengan yang lain. Dan harus dipahami bahwa bangsa Indonesia itu memang harus berbeda, supaya cerdas. Tanpa perbedaan tidak menjadikan negara ini cerdas.

        Kita harus tetap bersatu di atas keragaman itu sendiri. Tidak boleh merusak Indonesia, tidak boleh ada kekerasan terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, kita harus kembali kepada musyawarah. Budaya musyawarah ini harus ditegakkan, dan sifat  keterbukaan penting ditunjukkan oleh para pemimpin kita. Jangan sampai disusupi oleh  orang-orang yang berniat menghancurkan Indonesia.

Apa relasi antara keragaman dengan kebangsaan?

Beragam dalam arti bermacam-macam, tetapi kita tetap harus bersatu diantara satu dengan yang lain. Itu merupakan hal yang biasa dan tanda bangsa yang cerdas. Keragaman ini tidak boleh membuat perpecahan antarsesama.

Oleh karenanya, kita harus bermusyawarah dan harus mengedepankan kejujuran. Sebab banyak diantara pemimpin kita yang menduduki jabatan seperti MPR atau Walikota, yang mentang-mentang dianggapnya rakyat tidak mengerti segala sesuatu. Padahal kebanyakan yang menduduki jabatan hanya berdasarkan pengalaman dan tidak banyak yang berdasar keilmuan, akibatnya  timbullah sifat saling tidak percaya satu dengan yang lain.

Harapan kita, mudah-mudahan umat Islam atau bangsa Indonesia ini tidak terpecah belah dan bisa saling meredam amarah demi keutuhan bangsa.

Bukankah keragaman bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik?

   Tidak, konflik yang terjadi itu karena mereka tidak memiliki rasa kebangsaan, tidak memiliki rasa cinta terhadap Indonesia. Kalau bangsa Indonesia ini bersatu, justru perbedaan itu bisa menjadi indah. Yang terpenting adalah kita harus terbuka dan harus jujur, artinya yang salah harus mengaku salah dan yang benar harus diakui benar.

Bagaimana dengan isu-isu rasisme beberapa lalu, apakah itu juga termasuk dampak dari keragaman?

     Kalau isu-isu rasisme itu dilontarkan oleh pihak yang tidak menginginkan Indonesia bersatu dan menginginkan Indonesia terpecah belah. Berbeda itu harus, tetapi harus jujur. Kalau memang salah harus mengaku salah, kalau benar itu harus dihormati. Kebenaran itu harus berdasarkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

     Makanya kita harus banyak berdialog satu dengan yang lain, kata orang Madura itu “jek ngalak karebbeh dhibik“ harus terbuka. Bangsa Indonesia harus bersatu, perbedaan pendapat itu harus dicari kebenarannya dan kita harus menerima semuanya. Dan tentunya pihak penguasa tidak boleh seenaknya sendiri.

Apakah ada dampak positif dari keragaman dalam kehidupan berbangsa?

Tentu ada dampak positifnya, diantaranya; Keterbukaan diantara satu dengan yang lain.  Pengalaman hidup diantara satu dengan yang lain. Dan kita menjadi orang yang jujur mengakui mana yang benar dan mana yang salah.

Apakah perbedaan agama di  Indonesia ini, bisa menjadi sebab perpecahan yang paling rawan antar sesama bangsa?

Tidak, yang penting harus saling menghargai, saling berdialog. Yaitu dialog yang berdasarkan akal sehat dan ilmu pengetahuan. Justru perbedaan itu akan membuat Indonesia makin hebat. Jangankan negara, keluarga saja kalau berbeda bertambah indah, justru kalau tidak ada perbedaan, tidak hidup suasana rumah tangga itu apalagi suasana negara.

Yang terpenting, kita harus berusaha untuk membangun negara ini menjadi negara Indonesia yang beragam, berbeda tetapi kita tetap bersatu diantara yang satu dengan yang lain.

Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah untuk menangani isu-isu perpecahan yang lahir dari keragaman?

   Ya pemerintah harus mencari cara atau alternatif agar bangsa ini tidak mengembangkan rasisme. Bahwa rasisme itu sangat berbahaya lho, jadi Indonesia itu walaupun bermacam-macam tetapi pada prinsipnya harus tetap bersatu.

   Makanya, saya sampaikan Indonesia itu harus dibangun dengan ilmu dan pola hidup jujur. Jujur terhadap diri sendiri, jujur kepada orang lain dan jujur kepada Alloh SWT. Kita harus yakin, hidup itu pada akhirnya kembali kepada Alloh.

Selain usaha dari pemerintah, apa yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya perpecahan?

Harus ada keterbukaan diantara pemerintah dengan rakyat, semangat untuk berdialog itu harus senantiasa dilakukan pemerintah, kalau tidak, Indonesia akan semrawut. Akhirnya yang satu mengaku benar, yang satunya lagi mengaku benar, meski hakikatnya tidak berdasarkan kebenaran.

   Makanya saya berharap, ulama itu harus dijadikan pemandu, jangan menjadikan ulama sebagai patokan yang justru diombang-ambingkan, seperti binatang yang diikat pada patokan itu. Yang jadi patokan itu adalah kiai, ulama, dan orang-orang yang mengerti agama. Insyaalloh, Indonesia akan tetap menjadi negara yang bhinneka tunggal ika.

Bagaimana Islam menyikapi hal tersebut (Keragaman)?

   Harus saling menghargai, karena berbeda itu indah menurut saya. Berbeda itu harus terjadi, tetapi yang terpenting Indonesia harus jauh dari sikap kediktatoran, harus jauh dari sikap amoral, dan Indonesia harus bermusyawarah diantara satu dengan yang lain, insyaalloh Indonesia akan aman.

Pesan kiai

Pesan saya satu, biasakan bermusyawarah, tinggalkan kekerasan. Karena kekerasan itu tidak menyelesaikan masalah justru menambah masalah.

Baca Juga