Pada Surat Ar-Rum ayat 41-42 yang artinya : βTelah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah, “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Alloh).β dapat dianalisa bahwa ayat ini mengharapkan seorang muslim dapat menyadari pentingnya menjaga serta melestarikan alam lingkungan, dan juga tidak membuat kerusakan terhadap alam lingkungan. Dan Rosululloh SAW memerintahkan kita untuk menjaga kebersihan lingkungan karena apabila lingkungan kita bersih, maka kita akan terhindar dari virus yang suka hidup di tempat yang kotor.
Cara mencintai lingkungan menurut Islam yaitu pertama, “Jauhilah tiga perilaku terlaknat ; buang kotoran di sumber air, di pinggir jalan , dan di bawah naungan pohon.” (HR. Abu Daud , Ahmad dan Ibnu Majah ). Kedua, menghilangkan semua yang berbahaya di jalan dan melarang untuk duduk di pinggir jalan .
Alam pun sudah memberi peringatan berupa bencana agar manusia sadar betapa pentingnya mencintai lingkungan hidup, misalnya saja bencana banjir, global warming, bahkan tanah longsor sekarang kita rasakan tidak lain adalah karena manusia yang tidak mau menjaga keseimbangan alam. Menumbuhkan kesadaran lingkungan tidaklah harus dengan cara menyelenggarakan seminar lingkungan atau melakukan bakti lingkungan besar-besaran. Namun semuanya bisa diawali dengan langkah kecil dari diri sendiri, dari lingkungan kecil dimana kita tinggal.
Contoh mencintai lingkungan, yaitu tidak membuang-buang air, mematikan barang elektronik yang tidak digunakan, mematikan lampu di ruangan, dan lain-lain. Cara menjaga lingkungan dengan baik kita harus membuang sampah pada tempatnya, tidak menangkap ikan dengan bahan peledak, melakukan tebang pilih, dan melakukan penghijauan. Adapun ciri-ciri perilaku mencintai lingkungan, yaitu menghindarkan dan menyelamatkan sumber bumi dari pencemaran dan kerusakan, menghindari tindakan-tindakan yang dapat mencemari lingkungan.
Setiap manusia di alam saling membutuhkan satu sama lain. Cinta lingkungan harus diterapkan oleh semua manusia di muka bumi dan lingkungan adalah ciptaan Alloh SWT. Dalam Islam manusia dan lingkungan mempunyai hubungan yang sangat erat, Karena Alloh SWT menciptakan alam ini termasuk di dalamnya manusia dan lingkungan dalam keseimbangan dan keserasian. Keseimbangan dan keserasian ini harus dijaga agar tidak rusak. Umat Islam perlu menyadari bahwa menjaga kelestarian dan mengelola lingkungan adalah bagian dari ibadah yang sangat penting.
Lingkungan menurut Islam mencakup semua usaha kegiatan manusia dalam sudut ruang dan waktu. Lingkungan ruang, mencakup bumi, air, hewan dan tumbuh-tumbuhan serta semua yang ada di atas dan di dalam perut bumi, yang semuanya diciptakan Alloh untuk kepentingan umat manusia untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam rangka tanggung jawab sebagai khalifah Alloh tersebut manusia mempunyai kewajiban untuk memelihara kelestarian alam. Seperti dalam firman Allah QS. Al-Qashash 77 yang artinya: βDan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Alloh kepadamu dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Alloh telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.β
Bagi kita umat Islam, usaha pelestarian lingkungan bukan hanya semata-mata karena tuntutan ekonomis atau politis atau karena desakan program pembangunan nasional. Usaha pelestarian lingkungan harus dipahami sebagai perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia bersama-sama. Setiap usaha pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup secara baik dan benar adalah ibadah kepada Alloh SWT yang dapat memperoleh karunia pahala. Sebaliknya, setiap tindakan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, pemborosan sumber daya alam, dan menelantarkan alam ciptaan Alloh adalah perbuatan yang dimurkai-Nya.
Baca Juga:
Manusia mempunyai kewajiban untuk memelihara alam untuk keberlanjutan kehidupan, tidak hanya bagi manusia saja akan tetapi bagi semua makhluk hidup yang lainnya. Tindakan manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam secara berlebihan dan mengabaikan asas pemeliharaan dan konservasi sehingga mengakibatkan terjadinya degradasi dan kerusakan lingkungan, merupakan perbuatan yang dilarang (haram) dan akan mendapatkan hukuman. Sebaliknya manusia yang mampu menjalankan peran pemeliharaan dan konservasi alam dengan baik, maka baginya tersedia balasan ganjaran dari Allah SWT. Manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, berhubungan pula dengan alam sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan. Dalam berhubungan dengan Tuhan ini manusia memerlukan alam sebagai sarana untuk mengenal dan memahami Tuhan (yakni: alam adalah ayat-ayat kauniyah Tuhan). Manusia juga memerlukan alam (misalnya: pangan, papan, sandang, alat transportasi dan sebagainya) sebagai sarana untuk beribadah kepada Alloh SWT. Hubungan manusia-alam ini adalah bentuk hubungan peran dan fungsi, bukan hubungan sub-ordinat (yakni: manusia adalah penguasa alam). Sementara itu alam berhubungan pula dengan Tuhan yang menciptakannya dan mengaturnya. Jadi alam pun tunduk terhadap ketentuan atau hukum-hukum atau qadar yang telah ditetapkan oleh Yang Maha Memelihara alam. Agar manusia bisa memahami alam dengan segala hukum-hukumnya, manusia harus mempunyai pengetahuan dan ilmu tentang alam. Dengan demikian, upaya manusia untuk bisa memahami alam dengan pengetahuan dan ilmu ini pada hakekatnya merupakan upaya manusia untuk mengenal dan mamahami yang Menciptakan dan Memelihara alam, agar bisa berhubungan dengan-Nya. Wallohu aβlam bishshawab. (Oleh : Drs. H. Mahfud Anwari, M.Pd.I)