“SANTREH SE SOMBONG TAK KERAH OLLE ELMU BAROKAH, GURUH SE SOMBONG TAK KERAH ABAROKAEH”

Spread the love

 (Santri yang sombong tidak akan memperoleh ilmu barokah, guru yang sombong tidak dapat memberikan barokah ilmunya)

    Tawadu’ adalah sayap kedua setelah ketaatan bagi penuntut ilmu agar bisa terbang menggapai ilmu yang menfaat dan barokah. Dengan ketaatan, seorang telah membuka jalan bagi dirinya agar sampainya ilmu tidak terhalang oleh suatu apapun. Sedagkan tawadu’ berperan sebagai suplemen agar ilmu yang didapat tidak kehilangan fungsinya.

    Maka dari dauh al Magfurlah al Muallim adalah ilmu yang menfaat dan barokah tidak akan pernah bisa diperoleh oleh seorang yang ingkar (tidak taat) dan takabhur (tidak tawadu’), karena sifat ingkar dan takabhur bagaikan api yang dapat menghancurkan segala sesuatu dengan cepat dan mudah.

    Dawuh di atas juga mencakup guru yang berperan sebagai sumber dari datangnya ilmu bagi murid, dan peran murid sebagai wadah penerima ilmu. Jika salah satu dari keduanya bermasalah, maka eksistensi ilmu sebagai objek akan kehilangan fungsi sebagaimana mestinya, seperti hilangnya barokah dari masing-masing pihak.

    Barokah dalam ilmu sama halnya seperti cahaya dalam lampu. Lampu yang tidak dapat menghasilkan cahaya adalah lampu yang kehilangan fungsinya. Dengan demikian seorang yang mempunyai lampu tersebut akan tetap dalam kegelapan dan kehilangan arah. Hal ini akan terus berakibat sampai akhirnya kesesatan menjadi orientasinya.

    Rosululloh SAW bersabda: “Barang siapa yang tawadu’ (rendah hati ) dengan ilmunya, maka alloh akan mengangkat derajatnya dikarenakan tawaddu’nya, dan barang siapa takaabur ( sombong) dengan ilmunya, maka alloh akan merendahkannya dikarenakan takabburnya pula.”

    Dalam hadis ini, Rosululloh SAW secara tidak langsung menjabarkan akibat beserta jalan datangnya, maka barang siapa yang ingin mendapatkan derajat yang tinggi dengan ilmunya, caranya adalah tawadu’ dan barang siapa ingin menjerumuskan dirinya dalam lubang kesesatan maka caranya adalah takabbur.