Shadow

Masjid Paling Dermawan

Spread the love
Masjid

Dalam sejarah peradaban agama Islam, tentunya banyak sekali hal yang perlu kita kaji juga pahami. Salah satunya bangunan-bangunan bersejarah yang mempunyai nilai-nilai penting dalam penyebaran agama Islam di negeri Nusantara ini, seperti madrasah, pondok pesantren, masjid dan lain sebagainya.

Dalam rubrik majalah edisi 37 kali ini, kita akan menggali informasi tentang salah satu masjid terbesar di Jawa Tengah yang menjadi ikon Kota Rembang.

Profil Masjid

            Menurut Jamaludin, pria kelahiran 19 Januari 1990 selaku penjaga menara masjid sekaligus mubaddil imam (imam pengganti), asal mula masjid ini adalah ada seorang pria dermawan asal Kota Lasem yang mewakafkan tanahnya kepada Pengasuh Pondok Pesantren al-Irsyad, KH. Hafidz. Akhirnya di atas tanah waqof ini dibangunlah sebuah masjid sebagai sarana ibadah untuk santri dan juga masyarakat sekitar yang letaknya berada  di depan kompleks  pesantren, tepatnya di Kartoherjo Kec. Rembang Jl. Kiai Mansur.

            Masjid Agung ini memiliki luas bangunan 1.600 M2 dan luas tanah sekitar 3.795 M2. Namun yang menjadi kendala sampai sekarang adalah pengurus masjid masih kesulitan dalam menerbitkan sertifikat tanahnya. Pihaknya merasa kesulitan mencari ahli waris dari yang mewaqofkan tanah. Sehingga untuk mempermudah proses penyertifikatan, akhirnya tanah ini dianggap tanah desa, dan kepala desa setempat dianggap sebagai waqifnya.

            Sedangkan dalam kepengurusan masjid, sampai sekarang masih dikelola oleh keturunan KH. Hafidz. Adapun pengurus yang sekarang ini merupakan generasi ketiga, yaitu cucu beliau KH. Zakariya al-Anshori, putra KH. Syauqi Taufiqqurrahman.

Keunikan Masjid

            Keunikan dari masjid ini adalah bangunannya yang masih melestarikan peninggalan sunan-sunan terdahulu, struktur bangunannya dirancang oleh salah satu warga yang bernama Ahmad Syaiful kamil.

            Selain tekstur bangunan, keunikan masjid ini ialah tidak mempunyai nama. Tentu sangat mengherankan masjid sebesar ini tidak memilik nama seperti masjid pada umumnya, hanya saja masjid ini dinamai ‘Masjid Agung Rembang” tanpa nama khusus seperti An-Nur, Al-fatah dan lain sebagainya.

            Ciri khas lainnya ialah adanya alokasi kas untuk para jama’ah dan pengurus masjid yang mengalami sakit atau meninggal. Apabila ada jama’ah yang sakit, maka pihak masjid akan memberi bantuan sebesar Rp. 300.000 dan bagi yang meninggal akan mendapat bantuan Rp. 500.000. Sementara sumber finansial itu sendiri berasal infaq jamaah yang dijalankan setiap Jumat. Akan tetapi selama pandemi covid-19 tidak dilakukan setiap minggu melainkan tiap dua kali dalam sebulan, sehingga yang semula mendapat pengasilan 100% menurun menjadi 50%. Selain uang ada sumbangan jenis lainya seperti semen, pasir dan lain sebaginya.

Baca Juga:

https://assirojiyyah.online/pondok-pesantren-assirojiyyah-gelar-salat/

Berbeda dengan masjid pada umumnya yang biasanya berawal dari surau, Masjid Agung Rembang ini memang sejak awal dibangun sudah berupa masjid, tepatnya pada tahun 1814 M. Sejak pertama kali didirikan, masjid sudah mengalami beberapa renovasi; renovasi pertama pada tahun 1823 M oleh Raden Adipati Joyo Diningrat, renovasi kedua 1884 M oleh Raden Adipati Tumenggung Aryo Pradipto, atau yang akrab dipanggil Pangeran Sedo Laut, yang mana makam beliau berada tepat di belakang masjid. Selanjutnya Renovasi ketiga dilakukan pada tahun 1966 M oleh Bupati Rembang Adnan Widodo, kemudian renovasi keempat dilakukan pada tahun 1970 M dan renovasi kelima dilakukan oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) pada tahun 1972 M. Selanjutnya renovasi keenam dilakukan oleh sukarelawan pada tahun 1980 M. Kemudian pada tahun 1985 M dilakukan renovasi yang ketujuh. Tidak hanya sampai di situ, pada tahun 1993 M dilakukan renovasi yang terakhir oleh Bupati Rembang, Drs. H. Wachidi Rijono.

Seperti lazimnya masjid, selain digunakan untuk beribadah, masjid ini juga mempunyai beragam kegiatan seperti pengajian yang rutin dilaksanakan tiga kali dalam seminggu, tepatnya pada Jum’at pagi, Selasa pagi dan Ahad pagi. Selain itu, di masjid Agung Rembang ini juga dilaksanakan Perayaan Maulid, Nuzulul Qur’an, Isro’ Mi’roj dan juga Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adlha.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *