Shadow

Membeli Sepotong Tempe Goreng

Spread the love
Membeli

Sekali klik nasi sudah matang. Mungkin hanya sekedar mimpi orang di Zaman Batu. Tapi tidak zaman sekarang. Kita dimanjakan dengan mesin dan peralatan canggih yang serba guna. Manusia dimanjakan oleh peralatan dari murah sampai mahal tergantung seberapa dalam merogoh koceknya. Inovasi tiada henti untuk memudahkan kita dengan berbagai kenyamanan dan kemudahan. Berawal dari tinta celup kemudian pensil lalu bolpen, mesin ketik, komputer sampai komputer hanya diujung ibu jari kanan dan kiri.

Lowongan pekerjaan terbuka luas untuk memperbanyak jumlah peralatan yang semakin canggih. Tidak sedikit umat manusia dari segenap penjuru bersekolah dimana-mana untuk mengisi lowongan pekerjaan.

Pembangunan perumahan dan perkantoran mengisi ruang kebutuhan. Desa yang semula luas terbagi menjadi 2 desa bahkan 3 desa. Desa menjadi ramai. RT/RW yang semula sedikit penduduk menjadi bertambah. Jumlah kelahiran tidak sebanding dengan angka kematian. Fakta ini sesuai dengan kemapanan dan pola hidup yang semakin sehat.

Seiring berkembangnya pembangunan, berkembang pula penghasilannya. Awalnya Rp 200,- bisa membeli sepotong tempe goreng, hari ini menjadi Rp 2000,-. Angka yang semakin fantastis ini dipicu oleh ketersediaan bahan baku. Bahan baku yang tumbuh dari lahan-lahan pertanian semakin menipis. Jangan heran jika nanti antara 5 atau 10 tahun yang akan datang harga tempe goreng menjadi makanan mewah, karena harga kedelai semakin mahal. Sesuai dengan kaidah ekonomi Islam

إِذَا كَثُرَ رَخُصَ

“Jika jumlahnya banyak pasti murah. Almafhumul muwafaqohnya, jika jumlahnya sedikit pasti mahal.”

Ada banyak faktor menipisnya stok bahan baku. Pertama, lahan pertanian menyempit. Kedua, minat bercocok tanam bagi generasi muda tidak tersentuh. Ketiga, faktor alam dan lain sebagainya. 

Baca Juga:

260 Rombongan Santri Asal Pontianak, Pulang Menuju Kampung Halaman

Untuk memanfaatkan lahan sempit berpenghasilan besar sudah lahir sebuah inovasi baru dan terbarukan. Dengan menggunakan alat di tangan millenial hari ini yaitu gadget. Melalui gadget dapat mengukur suhu dan tingkat kesuburan. Teknologi ini dikembangkan oleh seorang guru aliyah yang mampu membuat virus genetik untuk lahan pertanian. Beliau adalah DR. Amin Mufti. Beliau pernah datang dan mengajar di Pondok Kita Assirojiyyah. Tentang teknologi pertanian. Alhamdulillah kita banyak belajar dari beliau. Kalau kita hanya bercita-cita menghitung uang besar dan alergi dengan menghitung recehan, ingatlah bahwa tumpukan uang banyak tidak ajaib wesewes, langsung banyak tapi recehan yang dilakukan berulang-ulang akan merubah warna dan jenis kendaraan di rumah kita.

Rosululloh SAW menjamin dalam hadis:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَفِيْ يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيْلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لاَ تَقُوْمَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا “. أخرجه البخاري ـ في الأدب المفرد

Artinya : “sesungguhnya kanjeng Nabi bersabda, jika tiba waktu kiamat, dan di tangan salah satu kalian terdapat bibit tanaman apabila dapat membatalkan kiamat sampai kamu menanamnya makan tanamlah.”

Kapan lagi kalau bukan sekarang dan siapa lagi kalau bukan kita. Bergerak hari ini, singsingkan lengan baju, belajarlah mengerti bahwa tanaman ini bukan untuk kita, tapi untuk orang-orang setelah kita. Sangat membanggakan seorang Hadrutus Syekh Muhammad Hasyim Asy’ari memberikan gelar pada para petani gelar pahlawan. Begitu hebatnya Mu’allimin setiap makan di depan nasi tidak pernah lepas peci. Ditambah lagi seorang Maulana al-Habib Luthfi bin Yahya tidak lepas wudhu saat makan. Mungkin sebagian orang tersenyum bangga dan ingin meniru tapi sebagian menangis. Apakah lahan pertanian menjadi perhatian kita sebagai pemuda millenial. Jangan bermimpi membeli, tapi bermimpilah untuk memberikan manfaat untuk orang lain.

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain.” Gen 2023 menghijaukan Indonesia. Wallohu a’lam. (Oleh: KH. M. Itqon Bushiri)

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *