
Dalam tinta emas sejarah Islam, banyak sekali sejarah ulama yang memiliki banyak karya tulis. Bahkan ada yang mencapai ratusan judul karya tulis dari berbagai macam ilmu pengetahuan.
Imam Jalaluddin as-Suyuthi misalnya, menulis sekitar 600 kitab. Demikian juga Imam Nawawi, ada ratusan karya tulis yang lahir dari penanya.
Tidak kalah dengan ulama luar negeri, ternyata ada banyak juga ulama tanah air yang juga memiliki banyak karya tulis, antara lain:
Beliau memiliki nama Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani. Lahir di Tanara Tirtayasa, Serang, Banten pada tahun 1230 H/1813 M dan wafat di Mekkah pada 1314 H/1897 M.
Nama al-Bantani digunakan sebagai nisbat untuk membedakan dengan sebutan Imam Nawawi, seorang ulama besar dan produktif dari Nawa, Damaskus, yang hidup sekitar abad ke-13 Masehi.
Sama seperti Imam Nawawi, beliau juga memiliki banyak karya tulis yang hingga saat ini masih dipelajari para pencari ilmu.
Ada sekitar 99 kitab yang beliau tulis. Bahkan ada yang mengatakan lebih dari 115 buah. Semua tulisan itu membahas berbagai disiplin kajian Islam.
Beberapa karyanya yang masih terkenal sampai sekarang adalah Tafsir al- Munir, Nashaihul Ibad, Bughyatul Awam, Fathul Majid dan sebagainya.
Beliau merupakan ulama kelahiran Pacitan, Jawa Timur. Beliau memiliki kontribusi besar dalam kajian ilmu hadis. Bahkan, beliau menulis sejumlah kitab hadis, salah satunya adalah kitab Manhaju Dzawin Nadzar syarah kitab Musthalah Hadis Alfiyah karya Imam Suyuthi.
Di samping itu, Syekh Mahfudz menulis banyak karya di berbagai bidang keilmuan.
Di bidang hukum Islam, Syekh Mahfudz menulis kitab Hasyiyah Attarmasi setebal tujuh jilid. Sementara di bidang tafsir Alquran, beliau menulis satu karya Fathul Khabir syarah Miftahut Tafsir. Dan dalam ilmu Qiraat Alquran, beliau menulis kitab Ghunyatut Thalabah syarah Ala Mandzumat at-Thayyibah Fi Qiraatil Asyrah. Sampai sekarang, kitab tersebut dijadikan sebagai kitab acuan wajib kuliah di Fakultas Alquran Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.
Banyak diantara kita belum mengetahui bahwa Syekhona Kholil merupakan ulama yang sangat produktif menulis kitab. Hal ini mungkin dikarenakan selama ini yang banyak dibicarakan adalah kisah karomah beliau. Akibatnya banyak karya beliau yang dilupakan dan menghilang.
Tapi untungnya hal ini disadari oleh para dzurriyah beliau. Mereka kemudian membentuk sebuah tim untuk menelusuri dan menerbitkan kembali buah karya Syekhona kholil Bangkalan. Tim ini kemudian diberi nama Tim Lajnah Turots Ilmi Syekhona Kholil.
Semenjak dibentuk, tim ini telah menemukan puluhan manuskrip kuno dari karya-karyanya. Bahkan tim ini menemukan karya Syekhona Muhammad Kholil dicetak di Mekkah. Yakni, kitab al-Matnus as-Syarif al-Mulaqqab Bi Fathil Latif.
Selain itu, ada lagi kitab as-Silah Fi Bayan al-Nikah yaitu kitab mengenai panduan nikah. Dan masih banyak juga karya tulis Syekhona Kholil Bangkalan yang masih dalam penelusuran tim ini.
Ulama asal Kediri ini dikenal dengan karangan kitabnya yang berjudul Sirojut Tholibin. Kitab syarah atau penjelasan atas kitab Minhajul Abidin karangan Hujjah al-Islam al-Imam al-Ghazali.
Karya beliau ini sangat populer dan beredar luas di seluruh penjuru dunia Islam. Karena kitab ini adalah satu-satunya kitab syarah atas kitab Minhajul Abidin. Bahkan menjadi buku wajib untuk kajian pascasarjana Universitas al-Azhar Kairo, Mesir.
Baca Juga:
Selain kitab Sirojut Tholibin ada juga beberapa kitab karya beliau antara lain Manahijul-Imdad syarah atas kitab Irsyadul Ibad karangan Syekh Zainuddin al-Malibari atau Irsyadul Ikhwan Fi Hukm Syarbil Qahwah Wad Dukhan yang mengkaji tentang hukum meminum kopi dan menghisap asap (rokok).
Selain ulama di atas, ada beberapa ulama Indonesia yang produktif menghasilkan karangan kitab. Diantaranya Sayyid Utsman bin Yahya al-Batawi, Syekh Ahmad Khathib al-Minangkabawi dan KH. Hasyim Asy’ari dan lain sebagainya. (Oleh: Ag. Nurul Anwar Yazid)