Konferensi cabang (Konfercab) ke XV-XIV Pengurus Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Sampang dilaksanakan di Pondok Pesantren Assirojiyyah Kajuk Sampang, Sabtu-Ahad (29-30/1/2022).
Farisi selaku ketua PC IPNU Kabupaten Sampang menyampaikan bahwa Konfercab merupakan amanat organisasi yang digelar dengan harapan bisa melahirkan kader-kader IPNU-IPPNU inovatif, militan dan intelektual.
Di samping itu Kegiatan Konferensi cabang (Konfercab) ke XV-XIV kali ini di hadiri juga Rais Syuriah PCNU Sampang KH Syafiuddin Abdul Wahid, Ketua Tanfidziyah PCNU Sampang KH Moh. Itqan Bushiri, Ketua PW IPNU Jawa Timur M. Fakhrul Irfan Syah, Ketua Lembaga dan Banom NU, serta para kader IPNU-IPPNU se Kabupaten Sampang.
Konfercab ini mengusung tema ‘Menapak Jejak Membentuk Watak Menyongsong Era Baru An-nahdliyah Ats-Saniyah’ memiliki makna yang mendorong IPNU-IPPNU harus memaksimalkan kaderisasi secara masif hingga tingkat anak cabang dan ranting.
BACA JUGA : https://assirojiyyah.online/gema-takbir-dan-bedug-meriahkan-assirojiyyah/
“Tema ini menyongsong bagaimana pemahaman NU bisa sampai tidak hanya di kaderisasi tetapi juga ke tingkat sekolah dan pondok pesantren. Sehingga para generasi muda bisa mengenal NU dan tidak salah jalan ketika di tingkat perguruan tinggi,” papar farisi selaku ketua PC IPNU Kabupaten Sampang
Sedangkan untuk rangkaian kegiatan Konfercab, setelah seremonial konferensi dilanjutkan dengan IPNU-IPPNU Awards, seminar penetapan undang-undang organisasi, dan terakhir sidang pleno pemilihan Ketua IPNU-IPPNU masa bakti 2022-2024.
“Saya harap kedepannya IPNU-IPPNU bisa terus menghasilkan kader-kader generasi muda yang inovatif, intelektual, dan militan untuk mengabdi kepada Nahdlatul Ulama,” harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PW IPNU Jawa Timur M. Fakhrul Irfan Syah mengutarakan bahwa Konfercab ke XV-XIV PC IPNU-IPPNU Sampang bertepatan dengan momentum menyongsong 1 abad Nahdlatul Ulama.
Menurutnya, seiring bergantinya abad tentu tantangan yang harus dihadapi juga berbeda. Maka, gerakan IPNU-IPPNU secara keterpelajaran juga harus berbeda, yakni lebih adaptif terhadap perubahan dan harus bisa memaksimalkan teknologi.
“Karena ketika kita tidak menyamai apa itu perubahan, maka kita akan tertinggal dan mati. Untuk ketua IPNU-IPPNU Sampang yang baru, harus terbuka dan memaksimalkan kolaborasi, spiritualitas, kreatif, dan inovatif. Untuk yang purna semangat dan suksus, serta pengabdiannya khusnul khotimah,” tutupnya.