Shadow

Game Online dan Perilaku Masyarakat Masa Kini

Spread the love

Oleh: Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H., M.Ag

Banyak sebutan predikat yang dapat dilekatkan pada era awal abad ke 21 ini seperti era global, era milenial, era digital, era revolusi industri 4.0, zaman now, dan entah apalagi. Dikatakan era global,  karena planet bumi ini seakan-akan telah menjadi satu yang tidak ada lagi sekat antara kawasan yang satu dengan kawasan yang lain. Planet tempat kita hidup ini bagaikan sebuah desa (village) yang sedemikian kecil dan sempit karena hubungan antarindividu, antarkomunitas, dan antarbangsa sedemikian cepat dapat dilakukan tanpa dibatasi tempat dan waktu. Apapun yang terjadi di negara kita, dengan sekejab, sudah dapat diakses oleh bangsa lain di benua lain dengan bantuan peralatan teknologi yang super canggih.

Dikatakan era milenial karena banyak diisi generasi muda dalam usia produktif. Sedangkan disebut era digital karena betapa besar peran teknologi berbasis digital yang sedemikian besar dalam segala aspek kehidupan manusia, sehingga wajar jika disebut pula dengan era revolusi industri 4.0 yang menekankan pada penguasaan teknologi dan skill agar setiap bangsa mampu bersaing di pentas global. Inilah potret zaman now.

Apabila kita tarik benang merah dari berbagai sebutan era di atas, sejatinya manusia hidup di awal abad 21 ini tidak mungkin lepas ketergantungannya pada peran teknologi dengan berbagai produk dan aplikasi kegunaannya. Dalam hidup sehari-hari teknologi telah banyak membantu kita dalam banyak aspek, seperti informasi, transportasi, bisnis, pendidikan, kesehatan, pertahanan, industri, olahraga, rekreasi dan masih banyak lagi. Dan sebagai konsekuensinya, aplikasi teknologi ini telah banyak mempermudah dan mempercepat tugas apapun saja dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan lebih jauh telah melahirkan perilaku masyarakat yang tidak jarang berbeda dengan pola perilaku masyarakat era sebelum ini.

Sejatinya teknologi itu adalah hanyalah sebatas alat bantu untuk kehidupan dalam banyak hal. Teknologi adalah benda mati yang penggunaannya sangatlah tergantung pada manusia selaku subjek pengguna di belakangnya. Karena itu, untuk  apakah produk teknologi itu akan digunakan, apakah untuk kemaslahatan atau justru sebaliknya. Tentu, hal ini adalah pilihan yang membutuhkan niat dan komitmen dari sang pengguna itu sendiri. Jika produk teknologi digunakan untuk mencari solusi pencegahan atau penyembuhan covid-19 misalnya, maka berarti kita mengambil manfaat di bidang medis (kesehatan). Demikian pula untuk bidang-bidang yang lain selama masih banyak memberi manfaat dan hikmah bagi kehidupan manusia secara universal.

Salah satu produk teknologi yang lagi banyak diminati akhir-akhir ini adalah apa yang disebut dengan “game online.” Yakni bentuk permainan dunia maya yang berbasis komputer yang lagi banyak digandrungi oleh masyarakat lintas generasi. Para pecandu game ini tidak lagi sebatas usia anak di bawah umur atau usia remaja, namun nampaknya para orang tuapun  tidak luput dari kecanduan jenis permainan ini.

Akan tetapi kehadiran game online agaknya lebih banyak mendatangkan mudharat daripada aspek manfaatnya, terutama bagi para generasi muda kita yang masih dalam taraf pendidikan. Tidak diragukan lagi, anak-anak kita yang kecanduan telah terjadi transformasi perilaku dalam dirinya. Jika semula mereka rajin membaca, sholat tepat waktu dan disiplin waktu, cepat atau lambat mereka mulai abai menunaikan tugas kewajibannya, karena waktunya lebih banyak fokus menuruti keinginan bermain yang tidak lagi produktif. Jika kondisi ini terus berkelanjutan, bagaimanakah wajah masa depan Indonesia. Bukanlah generasi muda zaman now adalah pemegang estafet kepemimpinan masa depan keluarga dan bangsa.

Karena itu, solusi mengurai perilaku kecanduan yang tidak konstruktif itu bagaimanapun peran keluarga dan sekolah sangat urgen sekali. Hendaknya kedua institusi pendidikan ini harus mampu berkolaborasi memberikan bimbingan, selain lebih banyak mengalihkan aktivitas kegiatan mereka yang bernilai konstruktif demi masa depan mereka dan bangsa yang prospektif, mencerahkan, dan menjanjikan.

Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu ‘alam bishshawab

                                                                                                          Malang, 20 Agustus 2020

6 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *