Shadow

Pondok Pesantren Assirojiyyah Satu-Satunya Pesantren di Madura Yang Melaksanakan Pelatihan SANGGUB (Santri Tangguh Bencana)

Spread the love
Bapak. Mahtum selaku Kasi Damkar Kab. Sampang didampingingi 10 tim anggota Damkar lainnya memberikan penjelasan dan simulasi mengenai cara menangani si jago merah saat terjadi kebakaran tiba

assirojiyyah.online – Pondok Pesantren (PP) Assirojiyyah, Kajuk, Sampang mengelar kegiatan Santri Tangguh Bencana (SANGGUB) ke IV, Kamis (14/8/2023). Bertujuan untuk meningkatkan upaya kesiapsiagaan bencana di lingkungan pesantren, sebanyak 130 santri antusias mengikuti pelatihan kebencanaan.

Praktinya, kegiatan tersebut melibatkan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD), Forum Penguruan Resiko Bencana (FPRB), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), dan Palang Merah Indonesia (PMI) Sampang.

Pengasuh PP. Assirojiyyah, KH. Athoulloh mengatakan, Sampang merupakan kabupaten dengan tingkat kerentanan bencana cukup tinggi. Karenanya, kesadaran masyarakat melalui sikap tangguh menghadapi bencana sangat diharapkan muncul di tengah masyarakat termasuk kalangan pesantren.

“Munculnya pesantren tangguh bencana sebagai perwujudan dari kesiapsiagaan pesantren menghadapi kebencanaan yang bisa kapanpun terjadi. Urusan kebencanaan memang urusan kita semua. Namun, kami berharap kalangan santri di pesantren juga turut menjadi garda tangguh bencana,” jelasnya.

Baca Juga :

Lestarikan Semangat Kemerdekaan Dengan Aneka Lomba

Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Sampang, Moh. Hasan Jailani mengungkapkan, PP. Assirojiyyah merupakan satu-satunya pesantren yang melaksanakan santri tangguh bencana di Madura dan merupakan deklarasi pertama Sanggub yang diakui di seluruh Jawa Timur.

Berkaca dari hal itu, Ia mendorong semua pondok pesantren se- Jawa Timur, khususnya di Madura, untuk membentuk Santri Tangguh Bencana atau Sanggub, mencopy paste dengan apa yang sudah dibuktikan oleh Assirojiyyah.

” Alhamdulillah kita sudah empat kali melakukan sanggup di ponpes ini, setiap tahunya diikuti oleh ratusan lebih santri, jika di jumlah semuanya menjadi sekitar 400 lebih santri sudah faham tentang penanggulangan kebencanaan,” paparnya.

Saat ini, lanjutnya, Assirojiyyah masih terdepan dalam mengusung santri untuk terus antisipasi menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi kebencanaan.

Menurutnya, apa yang dilakukan Assirojiyyah harus didorong terus agar menjadi virus baik kepada pengasuh pondok pesantren supaya santrinya juga tangguh menghadapi perubahan iklim dan terpaan bencana.

“Kami menilai, jika semakin banyak Sanggub berdiri di pesantren di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, maka jejaring sesama santri akan menjadi kekuatan besar untuk mengurangi resiko terjadinya bencana,” pungkasnya. (Mukrim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *