Shadow

Sang Orator dari Kaum Hawa

Spread the love
Kaum

Saat permulaan Islam, terjadi ketidakseimbangan mengenai nilai-nilai keagamaan antara kaum pria dan kaum wanita. Para wanita sangat tertinggal dalam keilmuan dan pendidikannya. Beda halnya dengan kaum lelaki, mereka dapat leluasa belajar dan mendapatkan pendidikan dari Rosululloh SAW. Terekam sebuah hadis seorang perempuan yang protes kepada Rosululloh.

Diceritakan oleh Abu Said RA, bahwasanya di majelis Rosululloh terlihat seorang wanita Anshar mendatangi kami, lalu ia duduk seraya ikut mendengarkan apa yang Rosululloh sampaikan. Namun, di tengah-tengah pembelajaran, ia mengangkat tangan bermaksud ingin protes kepada Rosul. “Wahai Nabi Alloh, kami (para kaum wanita) merasa kaum pria lebih diprioritaskan dalam hal ibadah. Mereka dapat shalat berjamaah di masjid, berperang fii sabilillah, menyaksikan jenazah dan mengerjakan amal lainnya yang tak dapat kami amalkan. Sedangkan kami hanya menjadi pengurus rumah tangga, pelepas hawa nafsu pria, mendidik anak dan menjaga harta benda suami. Padahal kenyataannya, Alloh mengutus engkau tanpa adanya unsur pilih memilih, tak hanya kepada kaum pria namun juga kepada kaum wanita. Akankah pahala kami setara dengan pahala mereka Rosululloh?,” tanyanya usai protes kepada Rosululloh SAW.

Sontak, Rosululloh menilai apa yang ia utarakan sangatlah bagus sekaligus kagum dengan ucapan, pikiran serta pertanyaan darinya sebagai seorang wanita. “Kembalilah wahai wanita Anshar, bahwasanya bergaul baik dengan suami, mencari ridlanya dan mengikuti semua petunjuknya sama persis pahalanya dengan semua yang kau sebutkan tadi, dan sampaikan jawabanku ini kepada shahabiah di belakangmu,” jawab Nabi. Wanita Anshar tersebut bahagia lepas mendengar jawaban Nabi. Kemudian ia pamit pergi meninggalkan majelis lalu mengucapkan takbir dan “La ilaha illalloh.” Karena itulah orang Arab menjulukinya dengan “Khatibah an-Nisa” atau sang orator kaum wanita.

Ibnu Hajar al-Asqolani dalam Kitab Fathul Bari mengatakan, bahwa perempuan yang protes langsung kepada Rosululloh SAW bernama Asma’ binti Yazid bin Sakan bin Rafi’ bin Imri’il Qais bin Abdul Asyhal bin Haris al-Anshariah.

Biografi Asma’

Selain memperoleh gelar “Khatibah an-Nisa,” ia dikenang mempunyai sifat istimewa yang tak satupun wanita Anshar dapat menyamai sifatnya. Ialah mempersembahkan jiwa raga untuk membela Rosululloh SAW. Namun, terdapat sebuah fenomena yang mengharukan sebelum terbitnya karakter tersebut. Di saat perang Uhud semakin memanas, para musuh menjadikan Rosululloh dan para sahabat yang bersama beliau sangat terjepit. Beliau bersabda, “Barang siapa yang dapat mengusir mereka dari kita, maka baginya surga atau ia akan manjadi pendampingku kelak di sana (surga).”

Mendengar seruan Nabi tersebut, keluarga as-Sakan merasa dipanggil untuk membawa raga mereka menjadi tameng untuk Rosululloh SAW. Tanpa ragu salah seorang dari golongan Anshar maju menyerbu seorang diri hingga tewas. Hal ini terulang tanpa henti hingga mencapai enam orang dan semuanya terbunuh, kemudian datang Imarah bin Yazid saudara laki-laki Asma’ maju menyerang hingga jatuh tersungkur, lalu datang sekelompok orang Islam membantu Nabi Muhammad SAW dan Imarah terhalau dari tentara musyrikin. Rosululloh bersabda, “Dekatkan ia padaku” kaki Imarah lalu diberi bantal kemudian ia meninggal dalam keadaan menempel pada kaki Rosululloh SAW.

             Dalam fenomena inilah sanak keluarga Asma’ meninggal dunia. Kesyahidan merekalah yang membuat cintanya semakin bertambah kepada jihad. Diriwayatkan, Asma’ selalu mengikuti perang Rosululloh bahkan ia telah membunuh sembilan tentara Romawi di perang Yarmuk.

Tutup Usia

Sepanjang hidupnya, ia berhasil meriwayatkan 81 hadis Rosululloh SAW. Setelah Rosululloh SAW wafat, Asma’ pergi ke Syam guna menyampaikan hadis-hadis tersebut dan menjadi satu-satunya wanita yang menyampaikan hadis di sana. Asma’ menetap di Damaskus dan meninggal di sana pada tahun 64 Hijriyah pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan dan dikebumikan di pemakaman Bab as-Saghir. (Source: NU Oline)

IMG 3320 1
Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *