Shadow

Siapa kita ..? Jhe’ aromasah

Spread the love
Siapa kita ..? Jhe' aromasah

“Kenengah kenengih, lakonah lakonih bhen phaenga’ dhe’ asalah”

“Tempatilah apa yang harus di tempati dan kerjakan apa yang harus di kerjakan”

Inilah yang sering di ungkapkan Al-Maghfurlah Al-Muallim kepada para santri setiap acara mau’idloh bulanan di halaman pesantren, Pondok pesantren adalah tempat mencari ilmu adalah cahaya Alloh Robbul Izzati, adapun cahayanya Alloh tidak akan di berikan pada orang yang ahli maksiat. Nasehat diatas mengajak kita untuk selalu berhati-hati dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Kita sebagai santri harus pandai menjaga diri agar tidak terjerumus pada perbuatan yang menyelimpang dari norma agama. Untuk itu kita haruslah disiplin dalam melaksanakan ilmu yang di miliki.

Dalam kitab Akhlakul Libanin di terangkan bahwa orang berilmu dan orang tidak berilmu berbeda. Ibarat kayu bakar dan kayu cendana tentu ada bedanya meski keduanya merupakan jenis kayu. Begitu juga antara santri dan non santri (orang tidak berilmu).

Maka kita selaku santri yang mengerti akan ilmu agama, sudah seharusnya mengetahui dimana pekerjaan yang harus di kerjakan, dan dimana pula tempat yang harus di tempati. Oleh karena itu kita harus mawas diri dalam setiap perbuatan kita dan harus ingat pada asal kita.

“Jhe’ aromasah keni’ ateh lamon eyinah masyarakat, bhen jhe’ aromasah bunga lamon epoji masyarakat”

“Jangan merasa kecil hati bila dihina masyarakat, dan jangan merasa bangga bila di puji masyarakat, semua itu adalah racun”.

Baca Juga :

IKAPAS UNTUK PONDOK

Nasehat ini pernah di ungkapkan oleh Al-Muallim kepada salah satu alumni saat sowan ke dalem beliau.

Memang semua manusia ingin di sanjung dan di puji, tapi kita harus waspada diri dengan semua itu, sebab semuanya akan menjerumuskan kita pada perbuatan yang hina dan beranggapan bahwa dirinya orang yang paling sempurna, terpuji dan terhormat.

Dengan demikian kita akan menilai bahwa derajat dan kehormatan seseorang di tentukan oleh sedikitnya banyaknya orang yang memuji. Jika yang memuji sedikit maka derajatnya rendah tapi apabila yang memuji banyak maka akan merasa bahwa kitayang paling terhormat dan mulia. Begitu pula kita akan menilai bahwa sanjungan adalah barometer untuk mengukur kemuliyaan seseorang. Dari pemikiran inilah kita akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kemuliyaan.

Sahabat..! jagalah dirimu jangan sampai mabuk sanjungan sebab semuanya dapat membutakan mata hati yang membuat kita tidak bisa membedakan kebenaran dan kebatilan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *