Oleh : An’z Sorry MKD
Aku terus berjalan menemani semangat juang islam, tapi waktu itu kini seakan menjatuhkan Islam dalam degradasi kemunduran, lewat perbedaan-perbedaan problematika orang-orang bermuka dua. Perbedaan tersebut merupakan kebingungan bagi masyarakat hingga membuahkan ribuan opini yang beterbangan keseluruh masyarakat Indonesia, bagaikan anak panah yang dengan cepat menusuk jantung Islam hanya dengan satu bidikan saja, sebab ajaran mereka tersebut dibungkus dengan nama Pesantren. Hingga apabila seseorang tidak teliti dalam memilih pesantren, niscaya ajaran yang jauh dari aqidah Ahlussunah wal Jama’ah akan lebih leluasa mereka tanam pada anak yang sudah dipasrahkan ke pesantren tersebut. Akibatnya keyakinan dalam memilih Islam yang benar menurut Alloh SWT dan rosul-Nya goyah karna dahsyatnya ajaran dan kata-kata para pendusta yang bertasyabbuh sebagai orang yang baik atau sebagai Ulama’. Padahal perbedaan problem tersebut merupakan keanehan perbedaan yang sama sekali tidak termasuk dalam katagori Umat Rosululloh SAW dalam sabda-Nya “ikhtilafu ummati rahmahtun” melainkan sebuah fitnah yang akan meretakkan persatuan dan kekuatan Islam Ahlussunah wal Jama’ah yang sudah menjadi mayoritas di Indonesia.
Perbedaan yang sangat bersebrangan ini kebanyankan datang dari para tokoh-tokoh tertentu yang memiliki penganut masing-masing, akibatnya permusuhan terjadi karena saling membenarkan kelompok itu sendiri. Padahal salah satu fatwa yang berbeda itu sangat bertentangan dengan hukum qot’I (pasti) yang tertera dalam Al Qur’an. Namun anehya perbedaan ini seakan tumbuh subur dari orang yang bermuka dua (dul wajhaini), sangat halus dalam berdusta, sangat pintar berpura-pura taqwa dan inilah yang disebut Racun berlapis madu yang akan sangat gampang menfitnah tokoh yang sahih (benar) guna membantai dan memicu perpecahan Islam. Nabi Bersabda “akan muncul fitnah dan fitnah, barang siapa hendak memecah belah masalah umat ini sementara mereka bersatu, maka bunuhlah ia dengan pedang dimanapun ia berada.” ( HR. Muslim )
Sikap itulah peluru ampuh seorang pendusta bermuka dua sangat halus strateginya dalam menabur racun, karna terkadang ada yang berprofesi sebagai Ulama’ yang menipulasi kebenaran dengan manisnya fatwa-fatwa aneh yang akhirnya didukung oleh para Mustami’in (para pendengar) setia dengan kedangkalan ilmunya, kemudian Mustami’in tersebut dijadikan peluru untuk merongrong organ tubuh Islam. Fatwa-fatwa Ulama’ yang sahihpun akhirnya di demo dan menjadi sasaran untuk digeser pada keyakinan fatwa Ulama’ yang mereka dukung agar sejalan, pada akhirnya sikap radikal timbul dari diri mereka lewat aksi-aksi kekerasan, penindasan, penyiksaan, bahkan pemberhangusan kelompok lain. Akibatnya Umat Islam terpecah-belah dan disibukkan dengan pertikaian dan konflik internal dari pada fokus membangun kehidupan dan bersama-sama mengahadapi serangan musuh islam sesungguhnya, kufar. Inilah fatwa-fatwa Ulama’ menmbingungkan yang dimaksud Rasululloh SAW dalam sabdanya : “Dan sesungguhnya yang paling aku takutkan atas umatku ialah ulama yang membingungkan”. (H.R. Abu Daud).
Kemunafikan yang sangat halus, kekejaman yang cepat membuat tubuh islam terhunus, dan mungkin rencananya akan berjalan dengan mulus jika tidak kita patahkan gerakannya. Inilah fanatisme buta dan kekhawatiran besar yang akan sulit.
Baca Juga:
Istighosah dan Do’a Bersama Menyambut 1 Abad (Nahdlatul Ulama), Menjemput Abad Kedua.
kita bungkus, karna pemimpinnya terkadang bertasyabbuh sebagai Ulama’ di jantung Masyarakat Islam, hingga akan sangat sulit dirobohkan karna dia bernaung dibawah kecerdikan dan kealimannya yang sudah mengikat keyakinan masyarakat hingga mendarah daging, hingga akan sangat sulit kita ubah argumentasinya difikiran masyarakat yang terikat. Inilah salah satu bahaya orang-orang bermuka dua yang berusaha merahasiakan identitasnya kepada manusia sekitar, tapi tidaklah kepada Alloh SWT yang selalu mengintai prilaku munafik manusia. Sebagaimana dalam sabda-Nya “tidakkah engkau perhatikan, bahwa Alloh mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia anatara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Mujadalah Ayat 7).
Dengan jelasnya ayat tersebut bukan berarti kita harus duduk manis lalu pasrah pada Alloh begitu saja. Tetapi Islam mengajarkan kita Untuk berihktiyar dalam segala macam bentuk masalah, terutama dalam masalah agama, kita harus mencari cara untuk memakan musuh yang berusaha menerkam agama kita dari belakang. Akankah kita rela melihat mereka(orang bermuka dua) mengikat saudara islam kita dalam tipu daya halus yang akan menghambat jalan kejayaan islam? Ingatlah..! perbedaan yang tumbuh itu bukanlah rahmah, melainkan fitnah dari orang-orang munafik bermuka dua. Perbedaan yang berupa rahmah dalam hadis (ikhtilafu ummati rahmah) adalah kelonggaran (tausi’ah) umat Islam dalam memilih perbedaan hukum agama yang diperbolehkan. Perbedaan hukum agama yang diperbolehkan adalah ikhtilaf dalam wilayah mujtahad fih (zona ijtihadi), baik dalam ranah furu’ atau usul. Sedangkan ihktilaf yang tidak diizinkan adalah perbedaan dalam dalil-dalil qot’i (pasti), baik dalam masalah teologi (kalamiyah) yang berbaris logika (aqlyah mahdlah), masalah usuliyah, ataupun masalah furu’iyah fiqhiyah.
Untuk menyikapi pertumbuhan halus ini kita harus menyiapkan cara pembunuhan yang halus pula. Salah satunya dengan fatwa-fatwa yang lembut dan baik, berdialog dengan cara terbaik, guna melepas pemikiran-pemikiran masyarakat yang dirusak oleh pendakwah yang mendustakan Al-Qur’an. Karna apabila kita berdakwah atau membantah pemikkiran tersebut dengan keras, niscaya akan terjadi konflik horizontal yang akan membahayakan islam. Kita harus kembali menelaah prilaku Rosululloh dalam berdakwah yang tidak lepas dari Al Qur’an yang berbunyi “serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang dapat petunjuk. (An-Nahl 125)
Dalam ayat lain Alloh SWT mengingatkan Nabi kita agar tidak bersifat keras, kasar hati dan bengis dalam berdakwah, karna hal tersebut akan membuat orang sekitar kita menghindar. Alloh berfirman “Maka berkat rahmat Alloh engkau (muhammad) berlaku lemah lembut terhadab mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu…. (Al- Imran 159). Tentunya kita harus merenungi Ayat-Ayat ini dan menyadarkan hati kita untuk bersama-sama membunuh pemikiran yang nyeleneh dan aneh disekitar kita secara lembut dan halus.
Cara yang kedua adalah timbul dari kita sendiri, yaitu kita harus pintar menarik simpati mereka lewat sifat-sifat yang ramah dan kalam (perkataan) yang berupa hikmah guna membunuh jaringan yang merusak fikiran umat yang menjadikannya salah alamat dalam memasuki agama Islam yang sudah banyak dan membingunngkan umat. Sekiranya kalam (perkataan) kita tidak menciptakan pertikaian, penindasan dan kerusuhan, karna bila kita salah sedikit saja dalam usaha kita, tentunya kita akan mendapatkan tuduhan sikap radikalisme yang akan memancing emosi kita (Ahlussunnah Waljamaah), dan kehilangan saudara islam yang sedang berada dalam genggaman orang-orang bermuka dua yang pandai berdusta dan berbahaya, dan tentunya itu adalah keuntungan bagi mereka dan menjadi kerugian besar bagi kita.
Sebenarnya banyak hikmah yang dapat kita ambil, salah satunya kita bisa membentuk kekuatan yang lebih dari sebelumnya dan mengetahui titik kerusakan di tubuh Islam. Oleh karnanya marilah kita tingkatkan bentuk kepedulian kita kepada agama kita yang saat ini dalam kondisi berbahaya dan mari kita bentengi diri kita agar tidak salah alamat dalam memahami agama-agama yang sudah banyak macamnya di Indonesia. Semoga Alloh menjauhkan kita dari fitnah orang-orang yang bermuka dua. Amin Ya Robbal Alamin.